logo

Da Xue XI

Teratur Negara Damai Dunia

  1. Adapun yang dikatakan 'damai di dunia itu berpangkal pada teraturnya negara' ialah: Bila para pemimpin dapat hormat kepada yang lanjut usia, niscaya rakyat bangun rasa baktinya; bila para pemimpin dapat berendah hati kepada atasannya, niscaya rakyat bangun rasa rendah hatinya; bila para pemimpin dapat berlaku kasih dan memperhatikan anak yatim piatu, niscaya rakyat tidak mau ketinggalan. Itulah sebabnya seorang Jun Zi mempunyai Jalan Suci yang bersifat siku.

  2. Apa yang tidak baik dari atas tidak dilanjutkan ke bawah; apa yang tidak baik dari bawah tidak dilanjutkan ke atas; apa yang tidak baik dari muka tidak dilanjutkan ke belakang; apa yang tidak baik dari belakang tidak dilanjutkan ke muka; apa yang tidak baik dari kanan tidak dilanjutkan ke kiri; dan apa yang tidak baik dari kiri tidak dilanjutkan ke kanan. Inilah yang dinamai Jalan Suci yang bersifat siku.

  3. Di dalam Shi Jing tertulis, "Bahagialah seorang Jun Zi, karena dialah ayah bunda rakyat." Ia menyukai apa yang disukai rakyat dan membenci apa yang dibenci rakyat. Inilah yang dikatakan sebagai ayah bunda rakyat.

  4. Di dalam Shi Jing tertulis, "Pandang Gunung Selatan, tinggi megah batu di puncaknya, ingatlah akan kebesaranmu Menteri Yin, rakyat selalu melihatmu." Maka seorang yang memegang kekuasaan di dalam negara tidak boleh tidak hati-hati, bila ia menyebelah, dunia akan mengutuknya.

  5. Di dalam Shi Jing tertulis, "Sebelum kerajaan Yin kehilangan kedaulatannya, laksana di dalam pimpinan Tian Yang Maha Tinggi." Baiklah orang meneladan kerajaan Yin dan insyaf betapa sukar mendapatkan Firman yang mulia itu. Maka dikatakan 'yang mendapat hati rakyat akan mendapat negara, yang kehilangan hati rakyat akan kehilangan negara.'

  6. Maka seorang Jun Zi selalu mendahulukan kewaspadaanya dalam melakukan Kebijaksanaan. Yang berkebajikan niscaya mendapat hati rakyat; yang mendapat hati rakyat niscaya mendapat daerah; yang mendapat daerah niscaya mendapat kekayaannya; dan dengan kekayaan itu ia mendapat sumber perbelanjaan.

  7. Kebajikan itulah yang pokok dan kekayaan itulah yang ujung.

  8. Bila mengabaikan yang pokok dan mengutamakan yang ujung, itulah meneladani rakyat untuk berebut.

  9. Maka penimbunan kekayaan itu akan menimbulkan perpecahan diantara rakyat; sebaliknya tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat.

  10. Maka kata-kata yang tidak senonoh itu akan kembali kepada yang mengucapkan, begitu pula kekayaan yang diperoleh dengan tidak halal itu akan habis dengan tidak karuan.

  11. Di dalam Kang Gao tertulis, "Firman itu sesungguhnya tidak berlaku selamanya." Maka dikatakan 'yang berbuat baik akan mendapat dan yang berbuat tidak baik akan kehilangan'.

  12. Di dalam kitab kerajaan Chu tertulis, "Negeri Chu tidak memandang suatu benda sebagai mestika, hanya Kebaikan sajalah yang dipandang sebagai mestika."

  13. Jiu Fan berkata, "Aku sebagai seorang buangan tiada yang kupandang sebagai mestika, hanya Cinta Kasihlah mestikaku."

  14. Di dalam maklumat Pangeran Qin tertulis, "Kami ingin mendapatkan seorang menteri yang jujur dan tidak bermuslihat. Yakni yang sabar hati, dan siap menerima segala hal yang berfaedah; bila ada orang pandai, dia merasa itu sebagai kepandaiannya sendiri; lebih-lebih pula bila dia mendapati seorang yang berbudi sebagai Nabi, dia sangat menyukainya; ia tidak memuji dengan kata-kata saja bahkan siap menerimanya. Dengan orang yang demikian, tidak hanya dapat melindungi anak cucu, bahkan rakyatpun mendapatkan berkah. Sebaliknya seorang yang iri akan kepandaian orang lain; membenci dan menghalang-halangi orang yang berbudi luhur mendapat kedudukan; bukan saja tidak melindungi anak cucu, rakyatpun akan mengalami bencana."

  15. Hanya seorang yang penuh Cinta Kasih dapat menyingkirkan orang semacam itu terbuang ke empat penjuru, sehingga tidak dapat diam dalam negeri. Maka dikatakan bahwa hanya seorang yang penuh Cinta Kasih saja dapat mencintai dan membenci orang.

  16. Mengetahui seorang yang bijaksana tetapi tidak dapat mengangkatnya atau mengangkatnya tetapi terlambat, itulah lalai akan Firman. Mengetahui seorang yang tidak baik tetapi tidak dapat menyingkirkan atau dapat menyingkirkan tetapi tidak sejauh-jauhnya, itulah kesalahan.

  17. Gemar akan hal yang dibenci orang dan benci akan hal yang disuka orang, itulah memutarbalikkan Watak Sejati; maka akan membahayakan diri.

  18. Maka seorang Jun Zi mempunyai Jalan Suci Yang Besar. Ingatlah hanya Satya dan Dapat Dipercaya sajalah memungkinkan kita mencapai cita-cita yang mulia, sedangkan kesombongan dan keangkuhan akan mengakibatkan hilangnya harapan.

  19. Mengurus hartapun ada Jalannya Yang Besar; bila penghasilan lebih besar daripada pemakaian dan bekerja setangkas mungkin sambil berhemat, niscaya harta benda itu akan terpelihara.

  20. Seorang yang penuh Cinta Kasih menggunakan harta untuk mengembangkan diri. Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih mengabdikan dirinya untuk menumpuk harta.

  21. Belum pernah ada kegemaran pihak atas akan laku Cinta Kasih mengakibatkan pihak bawah tidak menyukai Kebenaran. Belum pernah ada orang yang menyukai Kebenaran tidak menunaikan tugasnya baik-baik, dan tidak akan terjadi harta yang berada di dalam gudang negara bukan milik negara.

  22. Meng Xian Zi berkata, "Seorang yang mempunyai kuda dan kereta tidak seharusnya ribut akan soal ayam dan babi; seorang yang berkedudukan tinggi tidak seharusnya ribut akan soal kerbau dan kambing; dan seorang pembesar yang dapat mengurus seratus kerteta perang tidak seharusnya memakai pegawai yang suka memeras rakyat. Daripada mempunyai pegawai yang suka memeras rakyat lebih baik mempunyai pegawai yang suka mencuri. Inilah yang dikatakan bahwa negara janganlah menganggap keuntungan sebagai Keberuntungan, tetapi pandanglah Kebenaran sebagai Keberuntungan.

  23. Pemimpin negara yang hanya mengutamakan harta saja, menunjukkan dia seorang Xiao Ren. Jika perbuatan rendah budi dianggap baik, maka akan datanglah malapetaka bagi negara itu. Bila hal ini sudah terjadi, meski datang seorang yang baik, ia pun tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi. Maka dikatakan 'suatu negara janganlah menganggap keuntungan sebagai Keberuntungan, tetapi pandanglah Kebenaran sebagai Keberuntungan'