Shu Jing LV
Pangeran Lu Tentang Hukuman
Ketika pangeran Lu Hou menerima amanat (menjadi perdana menteri), Raja (Zhou Mu Wang) telah lama di atas tahta dan telah berusia seratusan tahun; ia telah memantapkan penerapan hukum untuk mengatur dan mengendalikan ke empat penjuru wilayah.
Raja berkata: “Sesuai dengan ajaran kuno itu dicatat, Chi You adalah orang pertama yang membuat kekacauan lalu menebar kepada rakyat kebanyakan sehingga tiada yang tidak menjadi perampok dan pembunuh, seperti perilaku burung hantu, berbuat maksiat dan tidak setia, menjambret dan mencuri, menipu dan menindas.
“Orang-orang Miao banyak yang tidak menggunakan nilai-nilai suci sebagai ukuran tetapi dikendalikan dengan hukuman. Mereka membuat lima macam hukuman yang bersifat menindas dan dinamai hukum (Fa). Mereka membantai orang-orang yang tidak berbuat salah dan memulai digunakannya hukuman yang keterlaluan seperti potong hidung, potong telinga, pengebirian dan perajahan. Semua yang dijatuhi hukuman, tanpa kecuali dilaksanakan tanpa pertimbangan pengurangan.
“Rakyat banyak yang diperlakukan demikian itu akhirnya menjadi gelap pikiran dan tidak teratur. Hatinya tidak lagi menepati sikap dapat dipercaya; mereka mengingkari sumpah dan janjinya. Orang banyak dari seluruh wilayah, yang menderita penindasan perilaku sewenang-wenang dan sewaktu-waktu dapat dibunuh, semua melaporkan ketidaksalahan mereka ke atas (kepada Tian). Shang Di, Tuhan Khalik Semesta Alam Yang Maha Tinggi melihat dan memeriksa rakyat itu, ternyata tiada harumnya kebajikan naik dari mereka; yang tercium hanya bau busuk akibat kejamnya hukuman.
“Maharaja (Zhuan Xu tahun 2513 s.M. – 2435 s.M.) merasa sedih atas nasib rakyat banyak yang terancam dibunuh, lalu membalas orang yang menindas sewenang-wenang itu dengan kewibawaannya. Ia menahan dan mematahkan kesewenang-wenangan orang-orang Miao sehingga mereka tidak dapat melanjutkan perbuatannya di zaman kemudian.
“Ia menitahkan menteri Zhong dan Li mengakhiri jalinan (orang-orang Miao) dengan langit dan bumi, dan tiada lagi pengaruhnya yang turun. Dari para pangeran sampai kepada pejabat-pejabat rendahan, semuanya membantu dengan kecerahan batinnya menerapkan dasar-dasar kewajiban yang lestari (yang bajik) sehingga orang-orang yang sebatang kara dan para janda tidak lagi disia-siakan.
Maharaja (Tang Yao, tahun 2357 s.M. – 2255 s.M.) itu dengan cerah batin menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada rakyat di bawah, kepada orang-orang yang sebatang kara dan para janda untuk menyampaikan keluhannya atas perilaku orang-orang Miao. Kewibawaan kebajikannyalah yang menimbulkan rasa takut dan hormat, dan dengan kecerahan kebajikannyalah ia membawakan kecerahan bagi semua.
“Ia menitahkan ketiga pangeran itu, dengan kasih sayang tekun bekerja bagi rakyat. Pangeran Bo-Yi menurunkan/memasyarakatkan hal yang berkait dengan hukum, untuk mencegah rakyat terkena hukuman. Yu mengatur air dan tanah, menetapkan nama gunung dan sungai; dan Ji menurunkan pengetahuan tentang bercocok tanam sehingga para petani dapat mengolah sawahnya menghasilkan biji-bijian yang bagus. Setelah ketiga pangeran itu berhasil menggenapkan pekerjaannya, maka rakyatpun hidup makmur sejahtera.
“Menteri kehakiman membiasakan rakyat menahan diri sehingga tidak terjerat hukuman, dan dengan ajaran agama dimuliakan kebajikan.
“Betapa agung yang di atas, betapa cerah gemilang yang di bawah, semuanya memancar keempat penjuru wilayah sehingga semuanya tiada yang tidak rajin membina kebajikan. Maka dengan cerah gemilang diputuskan hukuman untuk mengatur rakyat, akan membantu mereka memperhatikan bagaimana melaksanakan dasar-dasar kewajiban yang lestari.”
“Pejabat di dalam memutuskan hukuman jangan hanya demi menegakkan wibawa tetapi demi membawa kesejahteraan; lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan hati-hati. Jangan hanya pandai memilih kata-kata, semuanya wajib mengacu kepada kebajikan Tian, demikianlah menjadikan diri pengemban firman besar itu. Kemanunggalan (kepada Tian) itu membawakan karunia bagi yang di bawah.”
Raja berkata, “Ah! Kamu yang di empat penjuru wilayah mengelola pemerintahan dan menegakkan hukuman atas perbuatan jahat. Bukankah kamu sesungguhnya menjadi gembalanya Tuhan (Tian mu)? Kini, siapakah yang harus kamu periksa (untuk menjadi suri tauladanmu)? Bukankah pangeran Bo Yi yang memasyarakatkan hukum kepada rakyat untuk tidak terjerat hukuman? Dan kini bagaimanakah engkau dapat memperoleh peringatan? Bukankah itu dapat kau peroleh dari orang-orang Miao yang mengabaikan hal-hal yang menjadikannya terjerat hukuman dan tidak memilih orang-orang yang boleh membawa karunia untuk melihat dan mengelola pelaksanaan kelima macam hukuman, tetapi bahkan hanya memilih orang yang sewenang-wenang dan rakus akan harta; yang akan memutuskan kelima macam hukuman dan menindas orang-orang yang tidak bersalah, sehingga Shang Di tidak berkenan lagi akan kejahatannya dan menurunkan bencana atas orang-orang Miao itu; dan karena orang-orang Miao tidak menolak dijalankannya hukuman yang sewenang-wenang itu maka patahlah kelestarian namanya di dunia.”
Raja berkata, “Wu hu! Ingatlah baik-baik para paman, seluruh saudara dan sepupu, anak-anak dan cucu-cucuku, dengarkanlah kata-kataku karena mungkin pula di dalamnya kamu menerima amanat yang penting. Kini kamu jangan tidak berlaku rajin-rajin bekerja dari hari ke hari; ----- jangan kamu beri kesempatan sikap tidak rajin. Tian di dalam mengatur rakyat, mungkin suatu hari menggunakan diri kita. Tugas ini akan tidak terselesaikan atau terselesaikan, itu tergantung manusianya. Kamu hendaklah memuliakan dengan penuh kesungguhan hati mengemban firman Tian, itu akan bermakna mendukung aku yang seorang ini. Meski menghadapi tugas yang menakutkan, janganlah takut; meski boleh bersantai, janganlah bersantai, lakukanlah dengan sungguh-sungguh hormat melaksanakan lima hukuman itu demi menggenapkan kebajikan yang tiga dengan demikian aku yang seorang ini boleh mendapatkan kemuliaan dan berjuta rakyat boleh mendapatkan sandaran, kesentosaan yang demikian itulah yang boleh lestari.”
“Raja berkata, “O! Kemarilah kamu yang memiliki negeri dan tanah, akan kuberitahu kamu bagaimana menjadikan suatu hukuman itu berkah. Kini adalah kewajibanmu membawakan kesentosaan bagi rakyat beratus marga: ----- apa yang harus dipilih kalau bukan tentang orangnya? Apa yang harus diperhatikan sungguh-sungguh kalau bukan hal menjatuhkan hukuman? Apa yang harus diperhitungkan kalau bukan tentang hal yang harus dicapai?”
“(Di dalam mengadili) Bila kedua belah pihak telah siap, hakim hendaklah mendengar kata-kata apa yang berkaitan dengan lima macam hukuman itu benar-benar dapat dipercaya, maka benar tepat untuk dijatuhkan salah satu di antara lima hukuman itu adalah tepat benar dijatuhi salah satu di antara lima hukuman yang lebih ringan/denda; dan bila hal itu tidak cocok untuk hal yang berkaitan dengan lima denda itu adalah tepat benar dianggap berkait dengan lima kasus kesalahan.
“Di dalam menentukan lima kesalahan itu akan ternoda bila pejabat itu: ----- terpengaruh kekuasaan, atau oleh pertentangan pribadi, oleh bujukan orang dalam, atau oleh suapan, dan adanya permintaan (dari atasan). Hal itu adalah berbuat kesalahan dalam pengadilan, maka sungguh-sungguhlah dalam melakukan pemeriksan.”
“Bila ada keraguan untuk menjatuhkan salah satu di antara lima hukuman itu, maka berilah pengampunan. Bila ada keraguan menjatuhkan satu di antara lima macam denda itu, berikanlah pengampunan. Periksalah hati-hati untuk mengatasi berbagai kesulitan. Bila telah diperiksa dan dalam banyak hal telah jelas, perlu dikaji apa yang nampak pada wajahnya. Bila sudah tidak ada yang perlu diperiksa lagi, jangan didengar hal-hal yang lain. Dalam segala hal hendaknya takutlah betapa kedahsyatan Tian.
“Bila ada hal-hal yang meragukan untuk dijatuhi hukuman rajah maka diampuni dengan dikenakan denda 100 huan (600 ons tembaga); tetapi kamu harus meyakinkan diri akan adanya kesalahan itu. Bila kasus yang diragukan itu tertuntut untuk dituntut potong hidung, pengampunan dengan denda itu, lipat dua dari itu. Tetapi itu juga kalau kamu sudah meyakini adanya kesalahan itu. Bila kasus yang diragukan itu harus dikenakan hukuman potong kaki, maka diampuni dengan dikenakan denda satu setengah kalinya. Itupun harus dengan pertimbangan yang hati-hati bahwa kesalahan itu telah terjadi. Bila kasus yang diragukan harus dijatuhi hukuman kebiri, diampuni dengan dikenakan denda 600 huan. Inipun kalau sudah benar-benar diyakini kesalahan itu telah terjadi. Bila kasus yang diragukan harus dijatuhi hukuman mati, maka pengampunannya dikenakan denda 1000 huan. Hal ini juga kalau diyakini benar-benar kesalahan itu telah terjadi. Hukum rajah yang dapat diringankan dengan denda meliputi 1000 kasus. Demikian pula hukuman potong hidung yang dapat diringankan dengan denda meliputi 1000 kasus. Hukuman potong kaki yang dapat diringankan dengan denda meliputi 500 kasus; hukuman kebiri dapat diringankan dengan denda meliputi 300 kasus dan yang terkait dengan hukuman mati ada 200 kasus. Seluruhnya hal-hal yang tertuntut kelima hukuman itu ada 3000 jenis kejahatan. Jenis-jenis kesalahan yang di atas atau di bawah kasus itu janganlah dikacaukan dan jangan menggunakan hukum yang sudah tidak berlaku. Selalu periksalah baik-baik dan laksanakan hukum itu. Periksalah hati-hati untuk mengatasi berbagai kesuitan.”
“Kasus yang termasuk di atas ketentuan hukuman, bila ada hal-hal yang meringankan, kenakanlah hukuman yang lebih bawah. Kasus yang termasuk di bawah ketentuan hukuman, bila ada hal-hal yang memberatkan, kenakanlah hukuman yang lebih atas. Ringan beratnya denda juga diperlukan pertimbangan keadaan menyangkut hal itu. Hukuman dan denda juga harus diringankan atau diberatkan dengan pertimbangan zaman. Untuk menjaga keteraturan dalam hal yang nampak tidak teratur itu, perlu dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut jalinan dan dasar perkara itu.
“Hukuman denda meskipun tidak menjadikan orang mati, tetapi akan menjadikan orang itu sangat perihatin. Bukan orang yang petah lidah yang boleh menjatuhkan hukuman, hanya orang yang sungguh-sungguh baik dapat menetapkan hukuman itu. Janganlah tidak berlaku tengah tepat, periksalah dengan hati-hati apakah pernyataaan-pernyataan itu ada yang kurang sesuai; mana yang tidak boleh diikuti, mana yang boleh diikuti, hendaknya dengan penuh keprihatinan dan sungguh-sungguh memutuskan hukuman. Perikasalah jelas-jelas kitab yang menentukan hukuman dan pertimbangkan bersama seluruh juru tafsirmu; dengan demikian keputusanmu akan benar-benar lurus dan tengah tepat : ----- Apakah kasus itu harus dikenai hukuman atau harus dikenai denda; periksalah hati-hati untuk mengatasi berbagai kesulitan. Bila keputusan hukuman itu benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, maka orang akan menaruh kepercayaan; bila kemudian ada perubahan orang pun tetap menaruh kepercayaan. Laporan tentang penghukuman itu harus dilaporkan secara lengkap. Adakalanya kedua macam hukuman itu harus dipertimbangkan untuk menetapkan pilihan keputusan.”
Raja berkata, “Wu hu! Kerjakanlah sungguh-sungguh penuh hormat, kamu para hakim dan kepala berbagai marga! Ketahuilah aku berbicara dengan penuh rasa cemas. Aku memperhatikan sungguh-sungguh hormat akan hal penghukuman itu. Karena tujuan penghukuman adalah agar orang memiliki kebajikan. Kini Tian bermaksud membantu rakyat dan menjadikan kita yang di bawah ini manunggal kepadaNya. Usahakanlah mampu terang cerah mendengarkan aduan yang mungkin hanya sepihak. Agar rakyat teratur benar, tidak ada yang bukan karena mampu tepat mendengarkan aduan kedua belah pihak : ----- Janganlah mencari keuntungan pribadi karena adanya aduan kedua belah pihak itu. Harta benda hasil memutuskan suatu pengaduan itu bukan barang berharga. Itu hanya menghimpun kejahatan, dan akan mendatangkan banyak hujatan: ----- Senantiasa takutlah akan hukuman (Tian). Bukanlah Tian itu tidak berlaku tengah tepat, hanya orang sendiri membuat nasibnya. Bila hukuman Tian tidak sekeras itu, rakyat tidak akan mempunyai pemerintahan yang baik di bawah langit ini.”
Raja berkata, “Wu hu ! Kamu yang akan menjadi pewaris semuanya ini, apakah yang harus kamu perhatikan kalau bukan kebajikan? Di dalam menangani hal-hal yang terjadi di tengah rakyat, wajib jelas-jelaslah mendengarkan para bijak dalam memutuskan hukuman senantiasa berupaya tanpa batas, betapa benar-benar mampu menepati maksud adanya lima macam hukuman itu. Bila semuanya dapat tengah tepat dilaksanakan barulah membawakan berkah. Kamu mengemban tugas raja mengelola berbagai perkara, perhatikanlah agar hukuman itu bisa menjadi berkah.”