logo

Li Jing XLVIII

Pin Yi

  1. Berdasarkan Li dalam pertukaran utusan, seorang Gong / pangeran peringkat pertama (duke) mengirim tujuh pembantu (yang mewakilinya); seorang Hou / pangeran peringkat kedua (marquis) atau Bo / pangeran peringkat ketiga (earl) mengirim lima pembantu; dan seorang Zi / pangeran peringkat keempat (count) atau Nan/pangeran peringkat kelima (baron) mengirimkan tiga pembantu. Perbedaan jumlah itu menjelaskan tentang mulia-rendah peringkatnya.

  2. Pesan-pesan (antara pengunjung dan tuan rumah) disalurkan lewat para pembantu yang diberi amanat. Seorang junzi untuk melakukan penghormatan, tidak berani menghubungi secara langsung. Inilah pernyataan tertinggi dari rasa hormat.

  3. Pesan yang diamanatkan itu baru diterima setelah tiga kali menolak saat berada di pintu gerbang. Utusan itu masuk ke pintu gerbang Miao juga setelah tiga kali menolak; setelah tiga kali menghormat dengan Yi, barulah mereka tiba di kaki tangga; di situ juga tiga kali menolak baru kemudian naik; demikianlah utusan itu benar-benar penuh menyampaikan hormat dengan cara memberi penolakan.

  4. Penguasa menugaskan pejabat biasa menjemput (utusan) di batas negeri, dan seorang pembesar menyampaikan cendera mata dan ucapan selamat (setelah jerih payah perjalanannya) di pinggir ibukota (Jiao); penguasa itu sendiri menyampaikan hormat dengan Bai dan menyambut di bagian dalam gerbang besar, dan kemudian menerimanya di Miao; dengan wajah menghadap ke utara ia menghormat dengan Bai lagi (setelah pesan itu disampaikan untuk menunjukkan kerendahan hatinya: --- dengan cara inilah dinyatakan pernyataan hormat itu.

  5. Dengan laku hormat dan saling mengalah, itulah cara berjalin orang yang berwatak Junzi. Karena itulah, bila seorang rajamuda saling berjalin, mereka melakukan dengan saling hormat dan saling mengalah, mereka tidak saling menyerang atau mengganggu satu sama lain.

  6. Seorang menteri ditugaskan sebagai pimpinan penjemput tamu, seorang pembesar sebagai wakilnya dan seorang pejabat biasa sebagai pembantu. (Bila utusan itu telah menyampaikan pesannya), penguasa sendiri menunjukkan pelayanan susilanya (dan memberinya cawan dengan anggur baru). Utusan itu melakukan pembicaraan pribadi (dengan para menteri dan para pembesar) juga dengan penguasanya. Setelah itu, disiapkan hewan yang telah dipotong dan yang hidup (untuk dikirim ke penginapannya). (Ketika utusan akan pulang), tongkat dari batu kumala (tanda pangkat utusan itu) dikembalikan kepadanya begitu pula cendera mata balasan diberikan pada waktu yang sama. Tamu diberi hiburan dan dijamu. Semuanya ini untuk menjelaskan kebenaran makna bagaimana menerima tamu dan utusan, dan hubungan antara penguasa dan menteri.

  7. Maka ada sebuah peraturan yang ditetapkan oleh Tianzi untuk para rajamuda bahwa tiap tahun mereka wajib melakukan satu kali pertukaran utusan besar (Da Pin): --- demikian masing-masing dipacu untuk melaksanakan Li. Bila orang yang menjadi utusan melakukan kekeliruan dalam acara itu, penguasa yang menjadi tuan rumah tidak secara pribadi memberi hiburan dan menjamu: --- dengan demikian menjadikannya malu dan itu menjadi pacuan (untuk menjadi lebih baik). Bila antara raja muda saling memacu satu sama lain dalam melakukan Li, mereka, di luar tidak akan saling menyerang menjadikannya malu dan itu menjadi pacuan (untuk menjadi lebih baik). Bila antara rajamuda saling memacu satu sama lain dalam melakukan Li, mereka, di luar tidak akan saling menyerang dan di dalam negeri tidak saling mengganggu. Inilah cara Tianzi merawat para rajamuda; dengan demikian tidak ada kesempatan untuk saling mengangkat senjata dan para rajamuda itu sendiri beroleh sarana untuk saling meluruskan.

  8. Di dalam upacara pertukaran utusan, masalah tongkat batu kumala sangat diutamakan. Setelah usai pertemuan utusan, tongkat batu kumala (Gui Zhang) itu wajib dikembalikan. Ini prinsip kebenaran yang memandang ringan kekayaan dan berat Li. Para rajamuda saling memacu; ini juga memandang ringan kekayaan dan memandang berat Li; hal ini akan menjadikan rakyat berlaku saling mengalah.

  9. Pangeran negeri yang menjadi tuan rumah, menerima utusan / tamunya demikian: --- dari saat tamu datang sampai perpisahan, untuk mereka disiapkan segala sesuatunya dari tiga gudang. Hewan hidup dikirim kepada mereka di tempat penginapan. Penyediaan lima jenis makanan dari tiga macam hewan dipotong di dalam, tigapuluh kereta beras, tiga puluh kereta padi, makanan ternak dan kayu bakar sebanyak dua kali padi itu, disediakan di luar. Selalu ada lima pasang burung yang dikirimkan bersama tiap hari. Untuk seluruh pembantu disediakan hewan ternak untuk makanannya. Ada sekali makan (tiap hari dilakukan di istana) dan dua kali hiburan (di Miao). Berbagai jamuaan dan hadiah tidak ada ketentuan hitungan. Itu menunjukkan betapa diutamakan/dipandang berat Li itu.

  10. Pada zaman kuno, tidak selalu dapat disediakan kekayaan yang berlimpah ruah (berkaitan dengan upacara pertukaran utusan menunjukkan betapa dipandang penting Li / upacara tersebut. Kalau mereka membelanjakan untuk keperluan Li itu sedemikian, maka di dalam negeri antara penguasa dan menteri / pembantu tidak saling mengganggu satu sama lain dan di luar negeri tidak saling menyerang, karena itulah, Tianzi menetapkan peraturan itu dan para rajamuda berupaya sungguh-sungguh memperhatikan.

  11. Li di dalam acara panahan yang berkait dengan pertukaran utusan ini merupakan puncak besarnya Li. Menjelang pagi, acara telah dimulai dan hampir menjelang tengah hari, seluruh acara dalam Li itu baru digenapkan: --- hal ini kalau bukan orang yang memiliki semangat besar / perkasa dan kuat tenaganya tidak akan mampu melaksanakan. Maka hanya orang yang besar semangat /perkasa dan kuat tenaga akan dapat melaksanakan Li itu. Meskipun ada anggur jernih dan orang itu haus, mereka tidak berani meminumnya; biarpun ada daging kering (di tangan) dan mereka lapar, mereka tidak berani memakannya; pada penutup hari dan orang-orang itu lelah, mereka terus berupaya bersikap rapi, tegar dan lurus, tidak berani bersantai. Demikian mereka menggenapkan Li. Dengan demikian mereka melaksanakan seluruh ketentuan Li; maka mereka meluruskan jalinan antara penguasa dan menteri / pembantu, menumbuhkan kasih antara orang tua dan anak dan mengharmoniskan antara yang tua dan yang muda. Kebanyakan orang sulit melaksanakan ini, tetapi itu dilaksanakan oleh orang yang berwatak Junzi dan mereka itu dinamai orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan. Orang yang mampu melaksanakan itu dinamai memiliki kesadaran menjunjung kebenaran; dan orang yang memiliki kesadaran menjunjung kebenaran itu dinamai orang yang tegar dan berani; orang yang tegar dan berani itu memuliakan kemampuannya untuk menegakkan kebenaran; orang yang memuliakan dan menegakkan kebenaran itu akan memiliki kemampuan melaksanakan, akan memuliakan pelaksanaan li. Maka orang yang memuliakan ketegaran dan keberanian akan memiliki keberanian melaksanakan kebenaran Li. Maka orang yang tegar dan berani, penuh semangat / perkasa dan memiliki kekuatan itu, bila bawah langit ini tiada masalah; kemampuannya dapat digunakan untuk melaksanakan kesusilaan dan kebenaran. Dan, bila bawah langit ini ada masalah; kemampuannya dapat digunakan di dalam perang dan memenangkannya. Bila digunakan di dalam peperangan, tidak ada musuh yang dapat menandingi. Bila digunakan Li dan Yi (kesusilaan dan kebenaran), maka akan tercipta kepatuhan dan keteraturan. Di luar tidak ada musuh dan di dalam dipenuhi kepatuhan dan keteraturan: --- inilah yang dinamai sempurnanya kondisi kebajikan negara. Demikianlah maka raja yang bersifat Nabi memuliakan ketegaran dan keberanian serta keperkasaan dan yang memiliki kekuatan. Tetapi orang yang tegar dan berani, yang penuh semangat dan mempunyai kekuatan, Jika dalam perilakunya tidak menggunakan Li dan Yi (kesusilaan dan kebenaran); dapat menang perang tetapi digunakan untuk berebut dan memacu pertengkaran / perselisihan, orang ini dinamai pengacau. Hukuman harus dilaksanakan di seluruh negeri dan (yang pertama) dijatuhi hukuman ialah untuk orang-orang pengacau itu. Dengan demikian, rakyat akan menjadi patuh dan teratur dan negeri akan aman sentosa.

  12. Zi Gong bertanya kepada Nabi Kongzi, “Memberanikan bertanya, mengapa seseorang Junzi memuliakan batu kumala (Yu) dan merendahkan batu Min (koral)? Apakah hal itu karena batu Yu itu sedikit dan batu Min itu banyak jumlahnya?”

    Nabi Kongzi menjawab, “Bukan karena batu Min itu banyak maka merendahkannya dan karena batu Yu jarang maka memuliakannya. Pada zaman dahulu, yang berwatak Junzi membandingkan kebajikan dengan batu Yu. (Batu Yu itu lembut, halus dan berkilau, itu menampakkan sifat cinta kasih; indah, rapi dan kuat, itu menampakkan kearifan / kebijaksanaan; kokoh tetapi tidak tajam menggunting, --- itu menampakkan sifat kebenaran, menggantung kebawah seolah akan jatuh ke tanah, itu menampakkan (kerendahan hati) dalam kesusilaan); bila terpukul menerbitkan suara nada yang jelas dan panjang tetapi berjeda wajar, itu menampakkan sifat musik; cacatnya tidak menutupi keindahannya; keindahannya juga tidak menutupi cacatnya; --- itu menampakkan sifat satya; cahaya dari dalamnya memancar ke segala arah, itu menampakkan sifat dapat dipercaya; bergemilang sebagai pelangi putih: --- nampak seperti langit; sangat halus bagai rokh, Nampak seperti gunung dan sungai: --- itu menampakkan bumi. Kalau ditegakkan sebagai tongkat (Gui Zhang) melambangkan kedudukan, --- itu mengungkapkan buah kebajikan. Di bawah langit tiada yang tidak dimuliakan, itu seperti jalan suci (Dao). Disuratkan di dalam kitab sanjak,”Bila kuingat akan sang susilawan, Nampak demikian ramah bagai batu kumala.” (Shi Jing I.xi.3,1). Demikianlah mengapa seorang Junzi memuliakannya.”