Meng Zi II A
Gong Sun Chou I
Gong Sun Chou bertanya, "Bila guru beroleh jabatan tertinggi di Negeri Qi, dapatkah pekerjaan-pekerjaan besar seperti yang telah dilakukan oleh Guan Zhong dan Yan Zi itu terulang kembali?"
Meng Zi menjawab, "Kamu sungguh-sungguh seorang Negeri Qi, maka hanya Guan Zhong dan Yan Zi kamu ketahui."
"Dahulu ada seorang bertanya kepada Zeng Xi demikian, 'Antara guru dan Zi Lu, siapakah lebih Bijaksana?' Zeng Xi dengan wajah gelisah menjawab, 'Beliau ialah orang yang bahkan sangat dihormati oleh nenekku.' 'Tetapi, bagaimanakah kalau guru dibandingkan dengan Guan Zhong, siapakah lebih Bijaksana?' Zeng Xi dengan wajah agak merah dan kurang senang menjawab, 'Bagaimana kamu berani membandingkan aku dengan Guan Zhong? Guan Zhong mendapat kepercayaan dari raja muda, sehingga ia dapat menjalankan kekuasaan dan mengatur pemerintahan. Ia begitu lama memangku jabatan, tetapi akan jasanya, tidak lebih hanya demikian saja! Mengapakah kamu membandingkan aku dengannya?'"
"Orang semacam Guan Zhong, Zeng Xi pun tidak mau menjadikannya sebagai teladan, bagaimanakah sekarang aku akan meneladan kepadanya?"
"Guan Zhong dapat mengangkat tuannya menjadi raja muda pemimpin di antara para raja muda. Yan Zi dapat memasyurkan nama tuannya. Mengapakah perbuatan sebagai yang telah dilakukan oleh Guan Zhong dan Yan Zi masih guru anggap tidak mencukupi?"
"Pada saat itu sesungguhnya untuk menjadikan Raja Qi menjadi raja besar adalah semudah orang membalikkan tapak tangan."
"Keterangan ini menyebabkan murid lebih tidak mengerti. Sedangkan Raja Wen yang sedemikian besar Kebajikannya dan hidup hampir seratus tahun, belum juga dapat pengaruhnya menjalar ke seluruh dunia. Setelah dilanjutkan Raja Wu dan Pangeran Zhou barulah pengaruhnya itu terlaksana penuh. Kini guru berkata, bahwa untuk mengangkatnya menjadi raja besar adalah sedemikian mudahnya. Apakah jasa-jasa Raja Wen itu juga masih belum memadai?"
"Siapakah dapat menandingi Raja Wen? Kalau ia tidak dapat cepat berhasil itu, ialah karena sejak Raja Cheng Tang sampai Raja Wu Ding telah memerintah enam atau tujuh orang raja suci dan bijaksana; maka seluruh dunia sudah lama tunduk kepada Dinasti Yin. Karena sudah lama, maka sukarlah terjadi perubahan. Bahkan Raja Wu Ding sendiri masih dapat mengumpulkan dan mengatur para raja muda sedunia semudah memutar barang di atas tapak tangan. Pindahnya kekuasaan dari Wu Ding kepada Zhou belum begitu lama, maka keluarga menteri-menteri yang setia serta adat lembaganya, pengaruh pendidikan dan pemerintahan yang baik, masih terpelihara. Bahkan masih ada Wei Zi, Wei Zhong, Pangeran Bi Gan, Pi Kan, Ji Zi, dan Jiao Ge yang semuanya ialah orang-orang bijaksana; semuanya dengan segenap hati membantunya; maka, membutuhkan waktu lama untuk memusnahkan kekuasaannya. Pada waktu itu tiap jengkal tanah masih menjadi miliknya dan tiap orang tiada yang bukan rakyatnya. Lagi pula pada saat itu Raja Wen hanya menduduki tanah seluas seratus Li, maka sukarlah pekerjaan yang akan dilaksanakan itu."
"Orang Negeri Qi mempunyai peribahasa, 'Walaupun punya kecakapan dan kecerdikan, sesungguhnya tidak sebanding dengan yang dapat menggunakan kesempatan. Walaupun punya cangkul dan bajak, sesungguhnya tidak sebanding dengan yang dapat menggunakan musim. Dan saat itu bagi Guan Zhong ialah waktu yang sebaik-baiknya.'"
"Ketika Dinasti Xia, Yin, dan Zhou sedang jaya-jayanya, tanahnya tidak lebih dari seribu Li luasnya; sedangkan Negeri Qi sudah mempunyai tanah seluas itu. Suara ayam berkokok dan anjing menyalak terdengar di mana-mana, sampaipun ke empat penjuru negara; ini menunjukkan kepadatan penduduk Negeri Qi. Maka dengan tanpa mengubah batas negara, tanpa mengubah jumlah penduduk, asalkan dijalankan pemerintahan yang berlandas Cinta Kasih; niscaya dapat menjadi raja besar dan tiada yang dapat menahannya."
"Apalagi sudah lama tidak ada raja yang benar-benar menjalankan tugasnya dan rakyat yang ditindas pemerintahannya tiada yang pernah lebih hebat dari saat itu kesengsaraannya. Orang yang lapar akan puas dengan segala makanan dan orang yang haus akan puas dengan sembarang minuman."
"Kong Zi bersabda, 'Menjalarnya Kebajikan itu sesungguhnya lebih cepat dari kereta atau orang pengantar surat perintah raja.'"
"Ketika itu ialah saatnya! Bila ada negara yang mempunyai sepuluh ribu kereta perang, dapat menjalankan pemerintahan yang berlandas Cinta Kasih; niscaya rakyat akan sangat bersuka ria sebagai orang yang dilepaskan dari tiang gantungan. Maka saat itu bila dapat dilakukan separuh saja dari usaha yang dilakukan orang kuno itu, niscaya hasilnya dapat berlipat ganda. Dan hanya saat itulah sebaik-baiknya dapat dilaksanakan hal itu."
Gong Sun Chou bertanya, "Bila guru diangkat sebagai perdana menteri Negeri Qi sehingga dapat melaksanakan Jalan Suci, tidak mengherankan guru akan dapat mengangkat raja di sini menjadi raja muda pemimpin di antara para raja muda, bahkan menjadi raja besar. Namun tiadakah sedikitpun kebimbangan hati?" Meng Zi menjawab, "Tidak! Sejak usia empat puluh tahun, aku sudah tiada kebimbangan hati."
"Kalau begitu guru jauh melampaui Meng Ben?" "Ini sukar. Gao Zi itu bahkan lebih mendahului aku mencapai tiada kebimbangan hati."
"Adakah cara memperoleh tiada kebimbangan hati itu?" "Ada."
"Bei Gong You memelihara Keberaniannya demikian: Ia tidak mengerutkan kulit oleh pukulan atau mengejapkan mata oleh tusukan. Ia berpendapat, bila sehelai rambut saja disinggung orang, ia merasa seperti dipukul dan dimaki di tengah pasar. Ia tidak mau menerima hinaan, biar dari seorang miskin yang berpakaian gembel maupun dari seorang raja yang punya selaksa kereta perang. Baginya, menikam seorang raja yang mempunyai selaksa kereta perang adalah sama saja dengan menikam seorang yang berpakaian gembel. Bila mendengar kata-kata yang tidak baik, segera membalasnya."
"Meng Shi She di dalam memelihara Keberaniannya, berkata demikian, 'Aku memandang kemenangan atau kekalahan itu sama saja. Kalau harus lebih dahulu menimbang-nimbang kekuatan musuh baharu berani maju atau setelah berpikir dapat menang baru menyerbu, ini tandanya takut kepada barisan musuh. Aku tidak dapat memastikan beroleh kemenangan tetapi aku dapat menjamin tiada rasa takut.'"
"Meng Shi She ini menyerupai Zeng Zi dan Bei Gong You menyerupai Zi Xia. Dari kedua orang yang berani ini, belum kuketahui siapa lebih bijaksana. Hanya saja, nampaknya Meng Shi She lebih dapat menjaga apa yang lebih perlu."
"Dahulu Zeng Zi pernah berkata kepada Zi Xiang, 'Kamu suka Keberanian, bukan? Aku pernah dengar Keberanian yang besar dari Guru. Bila Kuperiksa Diriku ternyata tidak pada pihak yang benar, meski kepada seorang miskin yang berpakaian buruk, dapatkah Aku tidak merasa gentar? Bila Kuperiksa Diriku ternyata pada pihak yang benar, biar menghadapi beribu-berlaksa orang, Aku akan melawannya.'"
"Di sini ternyata, cara Meng Shi She memelihara Hawa atau Semangatnya belum sebanding dengan cara Zeng Zi menjadi apa yang lebih perlu."
"Memberanikan bertanya, bagaimanakah hal ketidakbimbangan hati guru dan hal ketidakbimbangan hati Gao Zi?"
"Gao Zi pernah berkata, 'Apa yang tidak dapat diterima dalam pembicaraan, janganlah dicarikan pertimbangan pada pikiran; dan apa yang tidak dapat diterima pikiran, janganlah dicarikan pertimbangan pada semangat.' Hal yang tidak dapat diterima pikiran jangan dicarikan pertimbangan pada semangat, ini masih boleh juga. Tetapi, hal yang tidak dapat diterima pembicaraan jangan dicarikan pertimbangan pada pikiran, ini tidak boleh. Adapun Cita itu ialah panglimanya Semangat dan Semangat ini ialah hal yang memenuhi jasmani. Maka Cita itulah yang utama dan Semangat itulah yang kedua. Maka dikatakan, 'Pegang teguhlah Cita dan jangan mengumbar Semangat.'"
"Tadi dikatakan, 'Cita itulah yang utama dan Semangat itulah yang kedua.', mengapakah dikatakan pula: 'Pegang teguhlah Cita dan jangan mengumbar Semangat.'?"
"Cita yang telah menyatu dapat menggerakkan semangat dan Semangat yang telah menyatu dapat menggerakkan Cita. Orang jatuh atau berjalan cepat, itu dikarenakan Semangat, tetapi ternyata mempengaruhi gerak hati atau pikiran."
"Memberanikan bertanya, dalam hal apakah guru lebih menang?"
"Aku mengerti makna perkataan, aku baik-baik memelihara Semangat yang menggelora."
"Memberanikan bertanya, apakah Semangat yang menggelora itu?"
"Itu sukar kukatakan. Semangat itu sangat besar dan sangat kuat. Bila dipelihara benar-benar sehingga tidak terusakkan, ia dapat memenuhi ruang antara langit dan bumi ini."
"Semangat ini adalah jodoh dan pembantu Kebenaran dan Jalan Suci; tanpa itu akan kelaparan."
"Dia tumbuh hidup karena berkumpul dengan Kebenaran yang terus-menerus, bukan karena satu dua kali berbuat Benar. Bila perbuatan tidak benar-benar sesuai dengan hati, akan kelaparan juga. Maka aku berkata bahwa Gao Zi masih belum tahu jelas akan Kebenaran, karena ia menganggap hal itu sebagai sesuatu di luar dirinya."
"Usahakanlah hal itu terus-menerus tanpa lebih dahulu mengharapkan hasilnya. Hati janganlah lengah, jangan pula membantu tumbuh; janganlah berbuat seperti orang Negeri Song itu. Di Negeri Song ada seseorang yang karena tidak sabar melihat tumbuh tanaman-tanaman padinya lalu menariki pucuk tanaman itu. Kemudian ia bergesa-gesa pulang dan berkata kepada keluarga, 'Hari ini aku sungguh lelah. Aku sudah membantu padi-padi itu tumbuh lebih panjang.' Anaknya segera lari melihatnya, ternyata padi-padi itu sudah layu semua.' Sesungguhnya orang di dunia ini yang tidak 'membantu tumbuh' padinya, sangat jaranglah. Orang yang tidak melihat faedah mengusahakannya dan membiarkannya saja, ialah seperti orang yang tidak mau menyiangi padinya. Tetapi orang yang membantunya tumbuh, ialah seperti menariki pucuk tanaman padinya. Bukan saja tidak berfaedah, bahkan merusaknya."
"Apakah yang dimaksud dengan 'mengerti makna perkataan' itu? "Bila tahu ia merahasiakan sesuatu. Bila orang kata-katanya berlebih-lebihan, aku tahu ia tenggelam dalam persoalan itu. Bila orang kata-katanya menyasar, aku tahu ia sudah meninggalkan Kebenaran. Bila orang kata-katanya meloncat-loncat, aku tahu ia dalam keputusasaan. Bila hal ini tumbuh hidup di hati seseorang, niscaya akan merusak perkara. Bila hal ini sampai terjadi dalam pemerintahan, akan merusak urusan negara. Tentang hal ini, biarpun kelak hidup pula seorang nabi, niscaya ia akan membenarkan kata-kataku ini."
"Zai Wo dan Zi Gong itu pandai sekali dalam berbicara; Ran Ni, Min Zi, dan Yan Yuan baik dalam pembicaraannya dan menjalankan Kebajikan. Tetapi, Kong Zi yang telah memiliki semua sifat itu masih bersabda, 'Dalam pembicaraan tentang Firman, Aku masih belum mampu.' Kalau begitu seorang nabikah guru?"
"Sungguh tidak patut kata-katamu. Dahulu Zi Gong pernah bertanya kepada Kong Zi, 'Seorang nabikah guru?' Kong Zi menjawab, 'Untuk menjadi seorang nabi, Aku tidak mampu. Aku hanya belajar dengan tidak merasa jemu dan mendidik dengan tidak merasa capai.' Zi Gong berkata pula, 'Belajar dengan tidak merasa jemu itu Bijaksana, mendidik dengan tidak merasa capai itulah Cinta Kasih. Dengan mempunyai sifat Cinta Kasih dan Bijaksana sesungguhnya Guru ialah seorang nabi.' Nah, Nabi Kong Zi sendiri tidak mau mengakukan Dirinya! Sungguh terlalu kata-katamu!"
"Dahulu murid pernah mendengar bahwa Zi Xia, Zi You dan Zi Zhang sudah mempunyai sebagian sifat-sifat Nabi. Ran Niu, Min Zi, dan Yan Yuan sudah mempunyai selengkapnya walaupun dalam ukuran kecil. Memberanikan bertanya, setingkat dengan siapakah guru?"
"Marilah kita tidak usah membicarakan mereka itu."
"Bagaimana dengan Bo Yi dan Yi Yin?"
"Jalan mereka lain dariku. Tidak mau mengabdi yang bukan rajanya, tidak mau memerintah yang bukan rakyatnya; Negara dalam keadaan teratur memangku jabatan, Negara dalam keadaan kalut, mengundurkan diri; demikianlah Bo Yi. Apakah arti mengabdi bukan rajanya? Apakah arti memerintah bukan rakyatnya? Negara teratur, memangku jabatan; Negara kalutpun memangku jabatan; demikianlah Yi Yin. Bila sebaiknya memangku jabatan, memangku jabatan; bila sebaiknya berhenti, berhenti; bila sebaiknya berlama-lama, berlama-lama; bila sebaiknya bercepat-cepat, bercepat-cepat; demikianlah Nabi Kong Zi. Semuanya itu ialah nabi-nabi zaman dahulu dan aku belum dapat menjalani, tetapi bila harus memilih, aku akan belajar seperti Kong Zi."
"Bo Yi, Yi Yin, dan Kong Zi dapatkah mereka disamakan tingkatannya?" "Tidak dapat! Sejak adanya manusia sampai kini, belum ada yang seperti Kong Zi!"
"Tetapi adakah persamaannya?" "Ada! Bila mendapat tanah seluas seratus Li dan menjadi raja, mereka akan dapat menundukkan para raja muda dan akhirnya menguasai dunia. Bila untuk dapat menguasai dunia mereka harus melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasar Kebenaran atau menghukum mati seseorang yang tidak bersalah, mereka sama-sama tidak akan melakukan. Dalam hal ini mereka sama."
"Memberanikan bertanya, adakah perbedaannya?"
"Zai Wo, Zi Gong, dan You Ruo kiranya cukup Bijaksana untuk mengerti seorang Nabi. Walaupun tidak sempurna, kiranya tidak akan hanya menonjolkan kebaikan orang yang disukainya."
"Zai Wo berkata, 'Menurut penglihatanku Nabi jauh melebihi Yao ataupun Shun.'"
"Zi Gong berkata, 'Dengan melihat peri Kesusilaannya dapat diketahui pemerintahannya. Dengan mendengar lagu-lagu musiknya dapat diketahui tentang Kebajikannya. Sejak beratus zaman yang lalu itu dan membandingkan raja-raja sepanjang ratusan zaman, kiranya tidaklah salah bahwa sejak adanya manusia hingga kini, belum ada yang seperti Guru!'"
"You Ruo berkata, 'Apakah hanya pada manusia saja ada perbedaan tingkat? Bukankah Qi Lin itu yang terlebih di antara hewan, Feng Huang di antara burung, Tai San di antara gunung dan bukit, dan bengawan lautan di antara selokan-selokan? Nabi dan rakyat jelata ialah umat sejenis, tetapi dia mempunyai kelebihan di antara jenisnya. Dialah yang terpilih dan terlebih mulia. Sejak ada manusia hingga kini, sungguh belum ada yang lebih sempurna dari Kong Zi."
Meng Zi berkata, "Seorang raja muda pemimpin ialah yang menggunakan kekuatan untuk memalsukan Cinta Kasih, maka seorang raja muda pemimpin harus lebih dahulu mempunyai kerajaan yang luas. Seorang raja besar ialah yang mengembangkan Kebajikan dan melaksanakan Cinta Kasih, ia tidak harus mempunyai kerajaan yang luas lebih dahulu. Cheng Tang mula-mula hanya mempunyai daerah seluas tujuh puluh Li dan Raja Wen hanya mempunyai seratus Li."
"Bila dengan kekuatan menaklukan orang, takluknya itu bukan karena hatinya sudah tunduk, melainkan karena kekuatannya tidak mampu melawan. Tetapi bila dengan Kebajikan menundukkan orang, benar-benar hatinya gembira dan sungguh-sungguh tunduk. Itulah seperti ke tujuh puluh murid yang tunduk kepada Kong Zi. Di dalam Shi Jing tertulis, 'Dari barat, timur, selatan, dan utara; tiadalah yang tak bermaksud tunduk.' Demikianlah kata-kata ini menggambarkan hal itu."
Meng Zi berkata, "Yang berperi Cinta Kasih akan dimuliakan, yang tidak berperi Cinta Kasih akan dihinakan. Kini, orang yang tidak suka terhina, tetapi tidak hidup Cinta Kasih; ialah seperti orang yang tidak suka basah namun berdiam di tempat yang rendah-rendah."
"Kalau benar-benar tidak suka terhina, niscaya tiada yang lebih dihargai selain dari Kebajikan dan memuliakan para Siswa; sehingga yang Bijaksana beroleh kedudukan dan yang pandai beroleh pekerjaan. Setelah negara beres, ia menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki hukum pemerintahannya. Dengan demikian biar sebuah negara besar, niscaya menaruh segan kepadanya."
"Di dalam Shi Jing tertulis, 'Sebelum udara mendung dan hujan, kukumpulkan akar berlumpur, untuk menambal, menutup pintu sarangku. Kini, hai manusia di bawah; beranikah menghinaku?' Kong Zi bersabda, 'Penggubah sanjak ini sudah tahu akan Jalan Suci, bahwa kepada yang dapat mengatur negara, siapakah berani menghinanya?'"
"Tetapi kini bila negara beres, orang bahkan menggunakan waktunya untuk berfoya-foya dan bermalas-malas; ini mencari kecelakaan bagi diri sendiri."
"Celaka dan bahagia tiada yang bukan dicari sendiri."
"Di dalam Shi Jing tertulis, 'Tekun hidup sesuai Firman, memberkati diri banyak bahagia.' Di dalam Tai Jia tertulis, 'Bahaya yang datang oleh ujian Tian dapat dihindari, tetapi bahaya yang dibuat sendiri tidak dapat dihindari.' Ini kiranya memaksudkan hal itu."
Meng Zi berkata, "Muliakanlah yang Bijaksana, berikanlah jabatan kepada yang berkepandaian, sehingga jabatan-jabatan diduduki oleh orang-orang yang tepat. Dengan demikian menyenangkan para Siswa di dunia sehingga mau memangku jabatan."
"Barang-barang di pasar cukup dikenakan sewa tempat, janganlah dipungut dengan bermacam-macam pajak; dan barang-barang yang sudah dikenakan peraturan tertentu tidak usah dikenakan sewa tempat. Dengan demikian semua pedagang di dunia akan senang dan ingin datang ke pasar untuk berjual-beli."
"Jagalah pintu kota untuk menilik orang-orang yang lewat, tetapi janganlah untuk memungut bermacam-macam pajak. Dengan demikian para pengembara di dunia ini akan senang dan ingin melewati jalan itu."
"Para petani cukup disuruh membantu mengerjakan sawah negara, janganlah ditambah dengan bermacam-macam pajak. Dengan demikian para petani di dunia ini akan senang dan ingin membajak sawah-sawah itu."
"Orang-orang yang diam di sekitar pasar yang memiliki toko, janganlah dikenakan denda sebagai pemalas dan yang tidak bercocok tanam, janganlah dikenakan dendan berupa potongan-potongan kain. Dengan demikian orang-orang di dunia ini akan senang dan ingin menjadi rakyatnya."
"Bila dengan penuh tanggung jawab dapat menjalankan kelima hal ini, biarpun rakyat negeri tetangga, akan menganggapnya raja itu sebagai ayah bundanya dan ingin menurut sebagai anak atau adiknya. Kalau mereka disuruh menyerang kepada yang dipandang sebagai ayah bundanya, sejak ada manusia hingga kini, belum pernah terjadi dapat berhasil. Dengan demikian akan tiada musuhnya di dunia ini. Dengan tiada musuhnya di dunia ini. Berarti ia berlaku sebagai menteri atau pembantu Tian Yang Maha Esa. Kalau sudah demikian tetapi tidak dapat juga menjadi raja besar, itu belum pernah ada."
Meng Zi berkata, "Orang tentu mempunyai perasaan tidak tega akan sesama manusia."
"Raja-raja zaman dahulu itu juga mempunyai perasaan tidak tega akan sesama manusia. Maka pemerintahannya juga berdasarkan perasaan tidak tega itu. Dengan mempunyai perasaan tidak tega, menjalankan pemerintahan yang berdasar perasaan tidak tega pula, maka memerintah dunia ialah semudah memutar benda di atas tapak tangan."
"Mengapakah kukatakan tiap orang mempunyai perasaan tidak tega akan sesama manusia? Kini bila ada orang sekonyong-konyong melihat seorang anak kecil hampir terjerumus ke dalam perigi, niscaya dari lubuk hati timbullah rasa terkejut dan belas kasihan. Ini bukanlah karena dalam hatinya timbul keinginan untuk dapat berhubungan dengan orang tua anak itu, bukan karena ingin mendapat pujian kawan-kawan sekampung, bukan pula karena khawatir mendapat celaan."
"Dari hal ini kelihatan bahwa yang tidak mempunyai perasaan berbelas kasihan itu bukan orang lagi. Yang tidak mempunyai perasaan malu dan tidak suka itu bukan orang lagi. Yang tidak mempunyai perasaan rendah hati dan mau mengalah itu bukan orang lagi. Dan yang tidak mempunyai perasaan membenarkan dan menyalahkan perasaan itu bukan orang lagi."
"Perasaan belas kasihan itulah benih Cinta Kasih. Perasaan malu dan tidak suka itulah benih Kebenaran. Perasaan rendah hati dan mau mengalah itulah benih Kesusilaan. Dan perasaan membenarkan dan menyalahkan itulah benih Kebijaksanaan."
"Orang mempunyai keempat benih itu ialah seperti mempunyai keempat anggota badan. Mempunyai keempat benih itu, tetapi berkata bahwa dirinya tidak mampu, itulah pencuri terhadap diri sendiri. Bila berkata bahwa pemimpinnya tidak akan mampu, ia adalah pencuri terhadap pemimpinnya."
"Karena keempat benih itu ada pada kita, maka yang mengerti itu harus sekuat mungkin mengembangkannya, seperti mengobarkan api yang baru menyala atau mengalirkan sumber yang baru muncul. Siapa dapat benar-benar mengembangkan, ia akan sanggup melindungi empat penjuru lautan; tetapi yang tidak dapat mengembangkannya, ia tidak mampu meskipun hanya mengabdi kepada ayah bundanya."
Meng Zi berkata, "Seorang pembuat anak panah itu sukar dikatakan ia kalah sifat Cinta Kasihnya dari pada seorang pembuat pakaian perang. Seorang pembuat anak panah selalu khawatir kalau hasil pekerjaannya tidak dapat melukai orang. Sebaliknya seorang pembuat pakaian perang selalu khawatir kalau pemakainya sampai terlukakan. Begitu pula pekerjaan antara seorang tabib dan pembuat peti mati. Maka dalam memilih pekerjaan janganlah tidak berhati-hati."
"Kong Zi bersabda, 'Bertempat tinggal dekat tempat kediaman orang yang berperi Cinta Kasih, itulah yang sebaik-baiknya. Bila tidak mau memilih tempat yang disuasanai Cinta Kasih itu, bagaimana ia memperoleh Kebijaksanaan?' Sesungguhnya Cinta Kasih itu ialah Anugerah Tian Yang Maha Esa yang sangat mulia dan Rumah Sentosa bagi manusia. Karena orang tidak dapat menghalangi kita berbuat demikian, bilamana kita tidak berperi Cinta Kasih, itu tidak Bijaksana."
"Orang yang tidak berperi Cinta Kasih, tidak Bijaksana, tidak Susila, dan tidak berlaku Benar; ia tidak lebih ialah seorang budak. Kalau seorang budak malu diperbudak ialah seperti pembuat busur malu membuat busur atau pembuat anak panah malu membuat anak panah."
"Kalau benar-benar merasa malu, hendaklah berusaha hidup berperi Cinta Kasih."
"Cinta Kasih itu seperti laku orang memanah. Panah itu lebih dahulu meluruskan diri baharu membidik. Bila bidikannya tidak tepat pada sasarannya, ia tidak menyesali lawan yang mengalahkan dirinya; melainkan mencari kekurangan pada diri sendiri."
Meng Zi berkata, "Zi Lu bila diberitahu orang akan kesalahannya, ia senang sekali."
"Raja Yu bila mendengar kata-kata yang baik, segera memberi hormat dengan Bai."
"Raja Shun Agung itu lebih besar lagi. Kebaikan itu dari siapapun sama, ia suka menerima petunjuk seseorang. Ia gembira bila dapat belajar berbuat baik dari orang lain."
"Sejak masih membajak, bercocok tanam, membuat periuk, dan menangkap ikan sampai menjadi raja besar, ia tidak segan belajar dari orang lain."
"Dengan mengambil contoh Kebaikan orang lain, berarti membantu orang lain itu berbuat baik. Maka laku seorang Jun Zi itu tiada yang lebih besar daripada membantu orang berbuat baik."
Meng Zi berkata, "Bo Yi tidak mau mengabdi yang bukan rajanya, tidak mau bersahabat dengan yang bukan sahabatnya, tidak mau memangku jabatan di istana orang jahat, tidak mau berbicara dengan orang jahat. Berdiri di istana orang jahat, ia merasa seperti dengan mengenakan pakaian dan topi kerajaan duduk di antara lumpur dan abu. Untuk menunjukkan betapa bencinya akan hal-hal yang buruk, bila ia kebetulan berdiri bersama-sama orang di kampung, kalau ada yang topinya tidak lurus pada tempatnya; segera ia pergi dari tempat itu seolah-olah khawatir dirinya ikut ternoda. Maka biarpun ada di antara para raja muda yang dengan baik menyampaikan undangan, ia tidak mau menerimanya. Ia tidak mau menerima ini ialah karena ia tidak mau melakukan hal-hal yang dapat menodakan dirinya."
"Liu Xia Hui tidak malu bekerja pada raja yang buruk, ia tidak memandang apakah kedudukannya itu rendah. Bila memangku jabatan ia tidak menyembunyikan Kebijaksanaannya. Dia tentu berusaha melaksanakan Jalan Suci. Bila kehilangan jabatan, iapun tidak menyesal. Biarpun kehidupannya terjepit kesengsaraan, iapun tidak bersedih. Maka ia berkata, 'Kamu ialah kamu, aku ialah aku. Walau kamu berdiri di sampingku dengan dada dan lengan terbuka, bahkan bertelanjangpun; masakan kamu dapat menodai diriku.' Maka ia dapat berkumpul dengan siapapun dengan tidak kehilangan diri. Bila ia akan menyingkirkan diri, lalu ada orang menahannya berhenti; iapun berhenti. Ini ialah karena ia yakin kesuciannya tidak memerlukan ia harus pergi."
Meng Zi berkata, "Bo Yi berpandangan sempit, sedangkan Liu Xia Hui kurang menghargai kehormatan. Berpandangan sempit maupun tidak menghargai kehormatan, seorang Jun Zi tidak akan mengikutinya."