logo

Shi Jing XXXI

Lagu Puja Dinasti Shang

  1. Betapa peralatan musik itu lengkap sempurna! Di sini ada tambur kecil dan besar. Tambur besar berbunyi harmoni, memuji kemuliaan para leluhur. Keturunan raja Cheng Tang menyambut dengan musik agung ini, yang boleh menyempurnakan pikiran kita; sungguh dalam suasana tambur kecil dan besar; mengiringi suara seruling; semuanya harmoni membawa kedamaian, sesuai dengan ketukan suara. Oh! Sungguh mulia keturunan baginda Cheng Tang; terungkap dalam suara musik. Suara lonceng dan tambur memenuhi telinga; berbagi tarian digelar. Kita beroleh tamu mulia, yang menjadi senang dan gembira. Sejak zaman dahulu, rakyat yang telah mendahulu memberi teladan, betapa wajib ramah dan hormat pagi dan malam, penuh hormat melakukan pelayanan. Dilihat kiranya upacara sembahyang musim panas dan rontok ini, yang dinaikkan para keturunan baginda Cheng Tang.
  2. Catatan:

    Lagu puja dinasti Shang ini menjadi bagian terakhir dalam Shi Jing. Dinasti Shang adalah anak keturunan Xie yang menjadi menteri pendidikan pada zaman Yao dan Shun.

    1. Oh! Para leluhur mulia! Lestari berkah datang karenamu, berulang dikaruniakan tanpa henti; --- karenamu datang semuanya.
    2. Anggur jernih di piala, dikaruniakan untuk kesadaran pikiran kita, juga ada sup yang sedap, disiapkan dengan bumbu yang tepat. Dengan persembahan ini, mengundang tanpa sepatah kata, sepanjang waktu tanpa keributan. Kita dikaruniai alis panjang usia, dan wajah ketuaan beserta rambut keputihan.
    3. Dengan as kuda diikatkan, dan gandaran berhias, serta delapan kelinting yang berdenting, mereka datang membantu upacara. Kita semua telah menerima firman, dari Tian kesejahteraan dilimpahkan (Zi Tian Jiang Kang), tahun yang panennya berlimpah. Leluhur hadir dan berkenan, menurunkan berkah tanpa batas (Jiang Fu Wu Jiang)
    4. Semoga diberkati sembahyang musim dingin dan musim rontok ini, yang dipersembahkan para cucu baginda Cheng Tang!
  3. Catatan:

    Lagu puja ini bersifat menceritakan. Seperti lagu puja sebelumnya, nampaknya ini juga untuk mengiringi upacara sembahyang bagi raja Cheng Tang (1783 – 1760 s.M.) – pendiri dinasti Shang itu.

    1. Tian menitahkan burung seriti, turun untuk kelahiran (bapak) dinasti Shang. Mereka diam di negeri Yin, dan berkembang. Pada zaman kuno itu Di (Tuhan) menitahkan baginda Wu Tang (Tang Yang Perkasa) menertibkan wilayah perbatasan di empat penjuru.
    2. Di sana menunjuk para pangeran, untuk memiliki kesembilan wilayah. Adapun penguasa dinasti Shang yang mula-mula menerima firman tanpa ada gejolak, kini tiba kepada keturunan Wu Ding. Adapun keturunan Wu Ding, gagah perkasa tak tertandingi. Sepuluh pangeran dengan panji-panji naganya, mempersembahkan sejumlah besar padi-padian.
    3. Ibukota yang luasnya 1000 li di situ rakyat berdiam; namun menyebar sampai keempat penjuru lautan. Dari empat penjuru lautan mereka datang; Mereka datang dengan jumlah besar mengikuti upacara sembahyang; --- Gunung Jing (didekat ibukota) memiliki Bengawan He sebagai batas. Dinasti Yin menerima firman untuk kedaulatannya; --- mengemban beratus kemuliaan.
  4. Catatan:

    Lagu puja ini bersifat menceritakan yang dilagukan untuk mengiringi upacara sembahyang di Miao dinasti Shang; dan khususnya untuk memuliakan raja Wu Ding (1324 – 1265 s.M.).

    1. Sungguh bijak bestari penguasa dinasti Shang, telah lama nampak tanda-tanda berkah. Ketika air bah meluap-luap, Yu mengatur dan membagi tanah di bawah, negeri-negeri besar di luar dijadikan batas, batas itu melingkup seluruh kerajaan. Negeri Song mulai berkembang besar, Shang Di (Tuhan) menegakkan seorang putra membangun dinasti Shang.
    2. Xuan Wang (Raja berkulit hitam) berlatih dan berhasil, menerima negeri kecil, dan ternyata berhasil; menerima negeri besar, ternyata juga berhasil. Pemerintahannya tiada yang salah; saat melakukan pemeriksaan, rakyat menanggapi baik. Kemudian datanglah Xiang Tu yang perkasa, wilayah di luar lautanpun mengakuinya.
    3. Firman Shang Di tidak meninggalkan (dinasti Shang), tertib sejahteralah saat diperintah Cheng Tang. Tang lahir tidak terlambat, sifat kenabian yang penuh hormat tiap hari terus berkembang. Memancar gemilang sampai waktu yang lama. Shang Di yang telah memberkati dengan sifat-sifat luhur. Firman Tian baginya Sembilan wilayah itu.
    4. Diterimanya lambang kuasa atas negeri kecil dan besar, baginya berbagai lambang negeri bawahan, demikianlah menerima karunia Tian. Ia tidak memaksa atau lalai, tidak keras maupun lunak. Diumumkan segenp peraturan Negara, beratus kemuliaan dan kewibawaan baginya.
    5. Diterima upeti kecil maupun besar, dan ia membantu mereka sekuat kuda (tenaga), maka diterimanya rakhmat Tian. Termasyhur kemana-mana keberaniannya, tidak tergoyahkan tidak tergerak, tidak takut, tidak terkejut. Beratus kemuliaan berkumpul baginya.
    6. Raja perwira mengibarkan panji-panjinya, dan dengan kokoh menggenggam kapaknya. Bagai api berkobar-kobar, tiada orang berani menahan. Seperti akar dengan tiga tunas sebagai ujungnya, menjadikan tiada yang berani maju melawan. (Cheng Tang) berhasil memiliki kesembilan wilayah itu, menggempur pangeran dari Wei dan Gu kemudian panglima Kun Wu dan Xia Jie.
    7. Dahulu sebelum zaman itu (antara Xiang Tu dan Cheng Tang), terjadi gempa dan ancaman bagi Tian-zi (raja), Namun Tian sungguh-sungguh menjadikannya sebagai putraNya, dan menurunkan baginya seorang menteri, yang bernama A Heng (Nabi Yi Yin), yang membantu di kiri – kanan raja Shang.
  5. Catatan:

    Lagu puja ini bersifat menceritakan memuji kebesaran Xie yang dipandang sebagai leluhur pertama dinasti Shang; Xiang Tu adalah cicitnya dan Tang adalah keturunannya yang menjadi pendiri dinasti Shang. Nabi Yi Yin adalah penasihat utama Cheng Tang. Lagu puja ini untuk mengiringi sembahyang besar Di (Da Di) untuk melakukan sujud syukur kepada Tian dan leluhur agung dinasti Shang yaitu raja Di Ku cucu baginda Huang Di.

    1. Sungguh cepat derap raja perkasa dinasti Yin, dengan gagah berani menggempur Jing Chu. Dengan berani memasuki jalannya yang berbahaya, dan membawa banyak kaum keluarga Jing. Sehingga seluruh wilayah itu terkendali penuh. Inilah keberhasilan keturunan Cheng Tang.
    2. Hai kamu semua,’ ‘rakyat Jing Chu yang berdiam di wilayah selatan negeri. Dahulu pada zaman Cheng Tang, sekalipun orang Qiang dari Di, tidak ada yang berani tidak menghadap beserta upetinya; para pimpinannya tidak ada yang berani tidak menghadap raja. Demikianlah peraturan dinasti Shang.’
    3. Firman Tian membawakan banyak berkah, para pemimpinnya tidak lepas dari pengaruh Yu, bertahun-tahun mereka senantiasa menghadap, ‘Jangan hukum, jangan balas kami; Kami tidak lalai dengan tanah garapan.’
    4. Firman Tian melakukan pemeriksaan, rakyat di bawah sungguh gentar. (Raja kita) tidak memihak dan tidak berbuat berlebihan; ia sendiri tidak berani bermalas. Maka dititahkan mengatur negeri bawahan, untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan.
    5. Ibukota dinasti Shang sungguh teratur, menjadi teladan keempat penjuru negeri, sungguh masyhur kejayaannya; memancar gemilang pengaruhnya. Sungguh lama menikmati kedamaian, dan melindungi kita yang hidup kemudian.
    6. Kudaki gunung Jing Shan, di sana tumbuh berpasangan pohon Song dan Bo. Kita tebang dan membawanya kemari; baik-baik kita potong menjadi persegi. Sungguh lama pekerjaan dengan balok pohon Song, menjadi tiang yang besar. Dibangun sempurna Kuil Agung penuh kedamaian.
  6. Catatan:

    Lagu puja ini bersifat menceritakan; memuji kejayaan raja Wu Ding (1324 – 1265 s.M.) menggempur negeri Jing Chu dan membangun kesejahteraan dan kebahagiaan dengan semangat memuliakan kebajikan. Lagu puja ini nampaknya diciptakan sebagai lagu puja di kuil saat raja Wu Ding diberi gelar sebagai raja Gao Zong (Raja yang tertinggi dan terhormat).