logo
Shu Jing II

Shu Jing I

Tata Hukum Baginda Yao

  1. Demikianlah disabdakan: Bila diperiksa zaman kuno itu, Baginda Yao itu disebut HONG HUN/FANG XUN (Yang Serba Agung). Dia seorang yg mulia, cerah batin, serba cakap dan senantiasa memikirkan semuanya damai wajar. Sikapnya tulus hormat dan sungguh suka mengalah. Pancaran pribadinya ini memancar keempat penjuru sebagai teladan, menembusi ke atas dan bawah.

    Dicamkan benar-benar kebajikan yang bercahaya Lagi Mulia itu, sehingga ada jalinan kasih sayang kepada sembilan kaum; kesembilan kaum itu damai harmonis. Diatur dan dibina beratus marga itu sehingga beratus marga itu menjadi cerdas cemerlang. Dipadukan dan diharmoniskan berlaksa negeri sehingga segenap rakyat berubah; senantiasa dalam kerukunan.

  2. Baginda berkata kepada Xi dan He, “Permuliakanlah HAO Tian, Tuhan Yang Maha Besar. Hitung dan lukislah peredaran matahari, bulan, bintang dan rasi bintang; dan dengan penuh hormat berikanlah keterangan tentang musim-musim itu kepada rakyat.

    Dibagi titah kepada XI ZHONG, agar dia berdiam di Yu Yi, di lembah yang disebut Yang Gu, Lembah Terang, dan di sana dengan penuh hormat menyambut terbit matahari, serta menyesuaikan, mengatur kerja di Timur (musim semi), ------ “Saat itu”, dikatakan, “Hari ada di tengah, bintangnya di Niao; engkau akan dapat menetapkan secara tepat pertengahan musim semi. Rakyat akan mulai berpencar; burung dan hewan kawin dan beranak.”

    Lebih lanjut dititahkan kepada Xi Shu, agar ia berdiam di Nan Jiao, mengatur perubahan di selatan (musim panas) dan dengan penuh hormat memperhatikan saat bayangan paling terbatas. “Saat itu,” titahnya, “hari adalah terpanjang, bintangnya di Huo; engkau akan dapat menentukan secara tepat pertengahan musim panas. Rakyat makin berpencar; burung dan hewan berganti bulu.”

    Dibagi titah kepada HE ZHONG, agar berdiam di barat, di tempat yang bernama Mei Gu, Lembah Gelap, dan di sana dengan penuh hormat mengantar matahari terbenam, serta menyesuaikan, mengatur penggenapan pekerjaan di Barat (Musim rontok). “Saat itu,” titahnya, “Malam memiliki panjang menengah, bintangnya di Xi, engkau akan dapat menetapkan secara tepat pertengahan musim rontok. Rakyat mulai merasa tenang; burung dan hewan pulih baik bulunya.”

    Lebih lanjut dititahkan kepada He Shu, agar ia berdiam di daerah Utara, di ibukota yang bernama You Du, Ibukota SURAM, serta menyesuaikan, memeriksa perubahan di Utara (Musim Dingin). “Saat itu,” titahnya, “Hari adalah terpendek dan bintangnya di Mao; engkau akan dapat menetapkan secara tepat pertengahan musim dingin. Rakyat akan berdiam di rumahnya; burung dan hewan berbulu tebal.”

    Baginda berkata, “O ! kamu, Xi dan HE, camkan, setahun itu ada 366 hari; dengan mengingat adanya bulan kabisat, tetapkanlah keempat musim dalam setahun. Berdasar itu, aturlah beratus tukang/pekerja itu sehingga semua pekerjaaan sepanjang tahun terselenggara baik.

  3. Baginda berkata, “Siapakah di antaramu dapat mencarikan seseorang yang tepat untuk pada waktunya nanti kuangkat dan kutugaskan?” Menteri Fang Qi berkata, “Bukankah putera baginda, Zhu, seorang yang sangat pandai?” Baginda berkata, “Ah, ia tidak tulus dan suka berperkara: ------- betapa ia mampu?”

    Baginda berkata, “Siapakah di antaramu dapat mencarikan seseorang yang sesuai untuk menangani urusanku yang sangat mendesak saat ini?” Menteri Huan Duo berkata “Gong Gong, Menteri Pekerjaan Umum kiranya tepat, ia telah menunjukkan berbagai kebolehannya.” Baginda berkata, “Ah, sebelum diberi tugas, ia pandai bicara; setelah ditugaskan, kerjaannya ternyata berlanggaran. Rasa hormatnya hanya nampak pada waktu berhadapan wajah. Lihatlah banjir meninggi langit.”

    Baginda berkata, “O, Si Yue, Kepala Empat Gunung, bergolak-golak banjir merusak kemana-mana; bergulung-gulung menggenangi gunung-gunung, bahkan menutup puncak-puncak bukit; bergejolak meninggi langit. Karena itu, rakyat yang di bawah mengeluh dan menggerutu. Adakah orang yang dapat membantuku mengatasinya?” Semua isi istana berkata, “O, Gun lah orangnya.” Baginda berkata, “Ah, jangan, jangan dia. Ia selalu melanggar titah dan melukai kawan yang dianggap saingannya. “Kepala Gunung berkata, “Benar; ------- tetapi, kiranya boleh baginda coba tugaskan.” Baginda berkata, “Kerjakan; dipermuliakanlah!” Sembilan tahun ia bekerja, tetapi tidak berhasil menyempurnakan tugasnya.

  4. Baginda berkata, “O, Si Yue, Kepala Empat Gunung, telah tujuh puluh tahun aku bertahta. Kamu boleh mengambil alih firman ini; aku akan melepaskan tahtaku untukmu.” Kepala Gunung berkata, “Hamba tidak memiliki Kebajikan itu; hanya akan menodakan tahta.” Baginda berkata, “Tunjukkanlah kepadaku seseorang di antara orang-orang pandai ataupun di antara rakyat yang miskin dan berkedudukan rendah.” Semua isi istana berkata, “Ada seorang perjaka di antara rakyat di bawah bernama YU SHUN.” Baginda berkata, “Ya, aku telah mendengar tentangnya. Bagaimanakah sifat orang itu?” Kepala Gunung berkata, “Ia Putera seorang bapak yang buta (mata batinnya). Ayahnya seorang yang keras kepala dan sewenang-wenang; ibu (tiri) nya seorang yang tidak jujur; Xiang, Saudara (tiri) nya, seorang yang sangat sombong. Meski demikian, dengan laku baktinya, ia dapat hidup harmonis dengan mereka, dan mendorong mereka mampu membina diri sehingga tidak terjerumus kepada perilaku jahat.” Baginda berkata, “Akan kucoba ia. Akan kujadikan menantu dan memeriksa perilakunya lewat kedua orang puteriku.” Demikianlah baginda menitahkan kedua orang puterinya turun ke daerah utara sungai Gui menjadi isteri di dalam keluarga Yu. Baginda berkata, “Dipermuliakanlah!”

Shu Jing II