logo

Shu Jing XXVII

Maklumat Agung I

  1. Pada musim semi tahun ke-13 diselenggarakan pertemuan besar di Bing Cin (Meng Jin).

    Raja (Wu Wang) berkata, “Ah! Kamu kawan-kawanku para penguasa negeri-negeri sahabat yang telah turun temurun, dan kamu semua para pejabat, para pengelola berbagai jawatan, jelas-jelaslah dengar maklumatku.

    “Langit dan bumi adalah ayah bunda berlaksa makhluk dan benda, dan di antara semua makhluk, manusia adalah yang paling tinggi dikaruniai kemampuan. Orang yang tulus, jelas pendengaran dan cerah penglihatan dijadikan penguasa agung; dan penguasa agung itu dijadikan ayah bunda rakyat.

    “Kini Siu (Shou), raja dinasti Shang tidak hormat kepada Shang Tian Tuhan Yang Maha Esa Maha Tinggi dan mengakibatkan bencana bagi rakyat di bawah.

    “Ia telah menenggelamkan diri dalam bermabuk dan mengumbar kemaksiatan. Ia telah berani melakukan kekejaman dan sewenang-wenang. Kepada orang yang dianggap bersalah, ia menghukum seluruh keluarganya. Ia mengangkat orang memangku jabatan hanya berdasarkan pertimbangan keturunan. Ia hanya bergairah membangun istana-istana, menara-menara, anjungan-anjungan, tanggul-tanggul, kolam-kolam dan segala sesuatu yang bersifat kemewahan, yang hanya menimbulkan bahaya dan menyengsarakan kamu rakyat berlaksa marga. Ia telah membakar dan memanggang orang-orang yang setia dan baik, bahkan ia telah merobek perut wanita yang hamil. HUANG Tian (Tuhan Yang Maha Kuasa) telah bangkit kemarahanNya dan menurunkan FirmanNya kepada baginda Bun (Wen), ayahku itu, untuk memperlihatkan ke maha muliaanNya; tetapi beliau telah mangkat sebelum pekerjaan digenapkan.

    “Dalam hal ini aku, Ki Hwat (Ji Fa) anak yang kecil, bersamamu penguasa negeri-negeri sahabat yang telah turun temurun, melihat dan memperhatikan pemerintahan dinasti Shang, tetapi Shou (Zhou Wang) sama sekali tidak punya rasa penyesalan. Ia hanya jongkok di atas tumitnya dan tidak mau melakukan sujud kepada Shang Di, (Tuhan Khalik semesta Alam Yang Maha Tinggi), roh yang di atas dan yang di bawah, mengabaikan kuil leluhur (Zong Miao) nya dan tidak mau melakukan sembahyang. Hewan-hewan korban, dan cawan berisi padi-padian untuk sajian sembahyang menjadi barang jarahan untuk orang jahat; dan ia masih berkata, ‘Akulah pemilik rakyat, pemilik firman, “tidak pernah menyesal dan berupaya memperbaiki diri.

    “Tian Yang Maha Esa melindungi rakyat di bawah, ada di antaranya yang dijadikan pemimpin dan ada yang dijadikan guru agar mereka dapat membantu Shang Di (Tuhan Khalik Semesta Alam Yang Maha Tinggi) mengasihi dan mengayomi empat penjuru wilayah. Melihat mereka yang berbuat kesalahan dan yang tidak berbuat kesalahan, bagaimana aku berani hanya memperturut keinginan sendiri?

    “’Atas kekuatan yang sama ukurlah kebajikan; atas kebajikan yang sama ukurlah kebenaran.’ Shou (Zhou Wang) mempunyai berjuta dan berlaksa menteri, tetapi mereka mempunyai berjuta dan berlaksa hati, aku hanya mempunyai 3000 menteri tetapi semuanya mempunyai hati yang satu.

    “Dinasti Shang telah jenuh dipenuhi kesalahan. Tian Yang Maha Esa sudah menurunkan firman membinasakannya. Bila kamu tidak patuh kepada Tian, akan sangat besar kesalahanku.

    “Aku, anak kecil ini, pagi dan malam dipenuhi kekhawatiran. Aku telah menerima amanat baginda Wen, ayahku yang telah mendahulu itu; aku telah melakukan sembahyang khusus kepada Shang Di; aku telah menyampaikan sajian sembahyang kepada bumi yang besar ini; ----- dan bersama kamu yang memiliki orang banyak ini adalah untuk melaksanakan hukuman Tian.

    “Tian mencintai rakyat. Apa yang diinginkan rakyat, Tian pasti menyetujui. Bantulah aku yang seorang ini untuk melestarikan kebersihan di empat penjuru lautan. Kini adalah waktunya! ----- Tidak boleh hilang!”