logo
Shi Jing II

Shi Jing I

Sanjak dari Negeri Pangeran Zhou di Selatan

    1. Guan-guan kicau burung Jiu, di pulau yang ada di tengah sungai, berdiam putri muda yang bajik rendah hati, menjadi dambaan sang pangeran.
    2. Memanjang memendek rumput air, ke kiri ke kanan dilanda aliran, berdiam putri muda yang bajik dan rendah hati. Gundah gulana dia mencari. Dicari namun tidak didapat, gundah gulana dia memikirkan, rindu dia; lama dalam keresahan; berbaring bolak balik berkali-kali.
    3. Memanjang memendek rumput air; ke kiri ke kanan dikumpulkan. Putri muda yang bajik dan rendah hati, dengan kecapi dan siter ia disambut. Memanjang memendek rumput air; ke kiri ke kanan dipersembahkan. Putri muda yang bajik dan rendah hati, dengan lonceng dan tambur digembirakan.
  1. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan tentang putri Tai Si, putri seorang pangeran bermarga You Xin yang kemudian menjadi permaisuri raja Wen (abad XII s.M.)

    Lihat kitab Lun Yu III : 20, VIII : 15 & XVII : 9

    1. Betapa tumbuhan Ge marak menjalar, meluas memenuhi tengah lembah ! Betapa subur meghijau daunnya, burung kepodang terbang di atasnya, berhimpun di rumpun yang lebat itu, kicau kegembiraannya terdengar sampai jauh.
    2. Betapa tumbuhan Ge marak menjalar, meluas memenuhi tengah lembah ! Daunnya lebat menghijau. Aku memotong dan merebusnya menjadi kain yang halus dan kasar, yang kukenakan tanpa jenuh.
    3. Kuberitahu kepada ibu guru, Melaporkan diriku akan pulang. Kucuci pakaianku bersih-bersih, dan akan kucuci jubah-jubahku. Mana harus dibilas dan mana yang tidak perlu? Aku akan pulang mengunjungi ayah bundaku.
  2. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan kerajinan permaisuri raja Wen dan menginformasikan bahwa pada zaman itu seorang putripun telah mendapatkan tempat untuk pendidikannya. Ge adalah sejenis tumbuhan merambat : Pueraria labata

    1. Kupetik jamur kuping, namun tak dapat kupenuhi keranjang yang tipis. Dengan menarik nafas untuk yang kukasihi, kuletakkan itu di jalan raya.
    2. Aku daki bukit karang yang tinggi, namun kudaku terlalu letih bernafas. Kutuangkan anggur dari piala berlapis emas, dengan harapan tak mengenangnya terlalu lama.
    3. Aku daki bukit yang tinggi, namun kudaku telah berubah menjadi kuning kehitaman. Kuambil piala dari cula badak, penuh harapan tak bersedih terlalu lama.
    4. Aku daki puncak yang datar itu, namun kudaku benar-benar tidak mampu lagi. Demikian pula para pembantu, o… betapa kepedihanku.
  3. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan kerinduan Putri Tai Si

    1. Di selatan tumbuh pohon yang rimbun melengkung sampai ke bawah, tumbuhan Ge merambat kepadanya, bahagialah pangeran putri. Semoga di berkati kebahagiaan dan kemuliaan.
    2. Di selatan tumbuh pohon yang rimbun melengkung sampai ke bawah, ditutup oleh tumbuhan Ge yang merambat, bahagialah pangeran putri. Semoga di berkati kebahagiaan dan kemuliaan yang besar.
    3. Di selatan tumbuh pohon yang rimbun melengkung sampai ke bawah, dikelilingi tumbuhan Ge merambat membelit, bahagialah pangeran putri. Semoga sempurnalah kebahagiaan dan kemuliaannya yang besar.
  4. Catatan:

    Sanjak ini merupakan pernyataan doa dan harapan untuk putri Tai Si

    1. Belalang dikau serangga bersayap, betapa harmoni engkau berhimpun! Pantas anak keturunanmu, demikian banyak berlipat!
    2. Belalang dikau serangga bersayap, betapa mendengung suara terbangmu! Pantas anak keturunanmu, bagai tali tak terputus.
    3. Belalang dikau serangga bersayap, betapa engkau mengelompok bersama! Pantas anak keturunanmu, berkelompok berkerumun.
  5. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan betapa anak cucu Tai Si berkembang dan Berjaya.

    1. Pohon persik muda dan segar, betapa marak cemerlang bunganya, putri muda pulang ke rumah barunya. Akan mengatur kamar dan rumahnya.
    2. Pohon persik muda dan segar, betapa lebat buahnya, putri muda pulang ke rumah barunya. Akan mengatur kamar dan rumahnya.
    3. Pohon persik muda dan segar, betapa subur menghijau daunnya, putri muda pulang ke rumah barunya. Akan baik-baik mengatur keluarga
  6. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan putra putri Negeri Qi yang dipimpin raja Wen dan putri Tai Si.

    1. Pasanglah baik-baik jaring kelinci, ding-ding kokohkan pasak-pasaknya. Siapkan perwira yang perkasa, menjadi perisai dan benteng pangeran.
    2. Pasanglah baik-baik jaring kelinci, letakkan di tempat yang banyak dilalui. Siapkan perwira yang perkasa, menjadi pendamping yang baik bagi pangeran.
    3. Pasanglah baik-baik jaring kelinci, letakkan di tengah-tengah hutan. Siapkan perwira yang perkasa, menjadi otak dan hati pangeran.
  7. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan betapa pengaruh raja Wen dan permaisuri Tai Si sampai kepada rakyat seperti pemburu kelinci itu yang demikian mendukungnya.

    1. Petik-petiklah Fou Yi, kini boleh kita kumpulkan. Kumpul-kumpulkan Fou Yi; Kini boleh kita dapatkan
    2. Petik-petiklah Fou Yi, kini boleh kita ambil tandannya. Petik-petiklah Fou Yi; Kini boleh kita selipkan pada ban pinggang
    3. Petik-petiklah Fou Yi, kita tempatkan bijinya di dalam gaun. Petik-petiklah Fou Yi; kita selipkan di ban pinggang gaunnya.
  8. Catatan:

    Sanjak ini melukiskan Raja Wen menghimpun pembantu-pembantunya.

    1. Di selatan tumbuh pohon tanpa cabang, tidak dapat untuk berteduh. Di pinggir sungai Han ada gadis pengembara, tetapi sia-sia untuk mendapatkan. Betapa lebar sungai Han, tidak dapat diseberangi dengan menyelam, betapa panjang bengawan Jiang, tidak dapat dilayari dengan rakit.
    2. Sungguh banyak ikatan kayu bakar; akan kupotong duri-durinya. Gadis-gadis pulang ke rumah, akan kuberi makan kuda-kudanya. Betapa lebar sungai Han, tidak dapat diseberangi dengan menyelam, betapa panjang bengawan Jiang, tidak dapat dilayari dengan rakit.
    3. Betapa banyak ikatan kayu bakar; akan kupangkas cabang-cabangnya. Gadis-gadis pulang ke rumahnya, akan kuberi makan keledai-keledainya. Betapa lebar sungai Han, tidak dapat diseberangi dengan menyelam, betapa panjang bengawan Jiang, tidak dapat dilayari dengan rakit.
  9. Catatan:

    Sanjak ini berisi kiasan tentang remaja-remaja putri di sekitar sungai Han dan bengawan Jiang yang beroleh pengaruh kebesaran dan kebijakan raja Wen.

    1. Di sepanjang tanggul sungai Ru, kupangkas cabang-cabang pohon yang melengkung. Belum kulihat pangeranku yang susilawan; kurasakan betapa besar rasa laparku.
    2. Di sepanjang tanggul sungai Ru, kupangkas cabang-cabang pohon yang segar. Belum kulihat pangeranku yang susilawan; ia tidak mengusir aku pergi.
    3. Ikan Fang menampakkan ekor yang merah; istana raja bagai dipenuhi kobaran api. Biar nampak laksana kebakaran, ayah bundamu sangat dekat.
  10. Catatan:

    Sanjak ini menceritakan para putri sepanjang sungai Ru yang bangga akan kemuliaan para suaminya serta betapa bijak pangeran Wen dalam menghadapi raja Zhou yang sewenang-wenang.

    1. Tapak kaki Lin itu. Para putra mulia pangeran, o… merekalah Lin!
    2. Dahi Lin itu. Para cucu mulia pangeran, o… merekalah Lin!
    3. Tanduk Lin itu. Mereka keluarga mulia pangeran, o… merekalah Lin!
  11. Catatan:

    Sanjak ini memuji kemuliaan keluarga besar raja Wen. Lin adalah hewan suci yang menampakkan diri pada saat menjelang lahir dan wafat Nabi Kongzi (Qi Lin)

Shi Jing II