Shi Jing XXIV
Wen Wang
Catatan:
Kidung-kidung pujian ini merupakan bagian ke tiga kitab sanjak. Kalau kidung kecil itu kebanyakan sifat kritik, kidung besar ini merupakan lagu pujian, khususnya untuk raja Wen. Sanjak ini bersifat menceritakan. Memuji dan memuliakan raja Wen saat hidup maupun setelah mangkat. Raja Wen diakui sebagai pendiri dinasti Zhou, ayah raja Wu (Ji Fa) yang berhasil merobohkan dinasti Shang/Yin yang waktu itu diperintah oleh raja Zhou Wang/Yin Shou sebagai raja terakhir yang perilakunya sangat sewenang-wenang. Kesucian dan kemuliaan raja Wen diungkapkan dalam sanjak ini, setelah mangkat beliau tetap hidup dan nampak di langit berada di sisi kanan kiri Tian/Shang Di dan menerima penghormatan anak cucunya. Beliau mempunyai sepuluh anak, raja Wu adalah putra ke dua, putra pertamanya gugur dalam menolong ayahnya yang dihukum buang oleh raja Zhou Wang (Tiu Ong) di tanah You Li. Wu Wang sebagai putra kedua adalah yang berhasil menumbangkan Dinasti Shang dan mendirikan dinasti Zhou pada tahun 1122 s.M; dan Ji Dan / Nabi Zhou Gong adalah putra keempat yang menjadi Nabi besar terakhir Ru Jiao (agama Khonghucu) sebelum nabi Kongzi
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan tentang betapa Tian menurunkan firman untuk raja Wen dan putranya raja Wu yang menumbangkan dinasti Shang, memuji sang ibu yang menjadi istri raja Wen dan mengisahkan peperangan di padang Mu Ye antara bala tentara raja Wu yang dipimpin oleh guru besar Shang Fu dan bala tentara dinasti Shang (lihat juga Shi Jing I. II. V.)
Catatan:
Kidung ini bersifat kias dan menceritakan. Diawali tentang mula berkembang dinasti Zhou, meninggalkan tanah Bin di bawah dan Fu dan berdiam di tanah Zhou dan turun temurun sampai raja Wen. Diperkirakan ini terjadi sekitar tahun 1325 s.M.
Catatan:
Kidung ini bersifat kias dan menceritakan. Di dalam memuji raja Wen diungkapkan betapa aktivitas dan pengaruhnya dalam pemerintahan. Sanjak ini memuliakan betapa bijak raja Wen.
Catatan:
Kidung ini bersifat kias dan menceritakan; di dalam memuji kebajikan raja Wen yang dikaruniai Tian Khaliq Semesta Alam dengan perilakunya yang luhur dan berkebajikan
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan, diungkapkan tentang kebajikan raja Wen beserta bunda dan istrinya. Tai Ren dan Tai Si merupakan dua wanita agung yang daripadanya terbina anak cucu dinasti Zhou yang mulia dan jaya. Raja Wen atau Ji Chang dengan istrinya, Tai Si mempunyai sepuluh anak, anak kedua ialah Ji Fa yang menjadi pendiri dinasti Zhou bergelar Wu Wang, yang ke empat ialah Ji Dan atau Nabi Zhou Gong.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Menggambarkan peristiwa kebangkitan dinasti Zhou yang diberkati Tuhan, berkisah dari zaman raja Tai, Huang Ji dan sampai raja Wen. Di sini diungkapkan betapa iman mereka kepada Tuhan (Di/Tian)
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan tentang betapa gembiranya rakyat di bawah perintah raja Wen. Sanjak ini dibuat saat ibukota dinasti Zhou dipindah ke Feng setelah menumbangkan negeri Chong (1135 s.M.), setahun sebelum raja Wen mangkat
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Pujian bagi raja Wu (1134 – 1115 s.M.) yang dengan gemilang berhasil melanjutkan kebajikan leluhurnya. Menumbangkan dinasti Shang (1766 – 1122 s.M.) yang diperintah sewenang-wenang oleh rajanya yang diberi gelar Zhou Wang (1154 – 1122 s.M.). Setelah Wu Wang mangkat digantikan putranya yang bergelar Cheng Wang (1115 – 1078 s.M.) yang melanjutkan karya mulianya. Demikian pula Cheng Wang setelah mangkat digantikan putranya yang bergelar Kang Wang (1078 – 1001 s.M.) yang juga memiliki semangat bakti melanjutkan kebajikan leluhurnya.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan tetapi juga bersifat kias. Memuji kebesaran raja Wen dan Wu pendiri dinasti Zhou, betapa keberhasilan kekuatan militernya dan membangun kesejahteran rakyatnya; dibangun ibukota Hao Jing dan mendapatkan dukungan rakyatnya