Shu Jing XIX
Raja Pan Geng II
Raja Pan Geng bangkit dan menyeberangi sungai bersama rakyat, mereka bergerak menuju ibukota yang baru. Diam-diam dia berkata kepada diri sendiri tentang orang-orang yang masih belum puas, dan suatu saat dengan penuh semangat memberi maklumat kepada mereka yang memimpin orang banyak itu agar mereka benar-benar tulus. Mereka semua yang hadir, diperintahkan tidak berbuat seenak sendiri di balairung raja. Raja Pan Geng akan mengungkapkan apa yang diharapkan dari rakyat
Katanya, “Jelas-jelaslah dengarkan kata-kataku, dan jangan abaikan amanatku!”
“Wu hu! Pada zaman dahulu, raja-raja pendahuluku tiada yang tidak senantiasa memperhatikan kepentingan rakyat. Maka mereka senantiasa mendukung apa yang menjadi keprihatinan rajanya jarang di antara mereka yang tidak tulus mengikuti kesempatan yang diberikan Tian.
“Ketika dinasti Yin mengalami bencana besar, para raja yang telah mendahulu itu, tidak mau hanya bersenang di tempatnya. Apa yang dilakukan dari sudut pandang demi keberuntungan rakyat, sehingga mereka berpindah (ibukota). Mengapa kamu tidak ingat bahwa aku sudah berupaya berbuat sesuai dengan apa yang kudengar tentang raja-raja kuno itu? Demi kepedulianku untukmu, maka kulakukan sesuatu untukmu, aku hanya ingin senantiasa bergembira bersamamu dalam kesejahteraan. Ini bukan karena kamu berbuat suatu kesalahan, maka mengapa gerakan ini harus dianggap sebagai suatu hukuman?
“Kalau aku mengajakmu menyayangi kota baru itu, ini hanya karena mengingatmu dan menjadi suatu gerakan besar yang semoga sesuai citamu
“Kini aku mengajakmu pindah adalah demi tetap sentosanya negara. Mengapa kamu tidak menaruh simpati atas keprihatinan hatiku; bahkan secara besar-besaran mengungkapkan ketidaksenangan hatimu, kalau kamu benar-benar tulus memuliakan gerak hatiku yang seorang ini? Kamu hanya memayahkan dan menyusahkan diri sendiri? Masalahnya adalah seperti naik perahu; ----- bila kamu menyeberangi sungai tidak tepat waktu, kamu akan merusakkan seluruh barang muatan. Bila isi hatimu tidak dapat menanggapi isi hatiku, kita akan menanggung bahaya tenggelam bersama. Bila kamu tidak memahami, tidak akan dapat meneliti masalahnya : ----- biar engkau marah kepada dirimu sendiri, apakah dapat menolong?
Janganlah engkau mempermasalahkan tentang jauhnya atau was-was memikirkan akan adanya bahaya. Kamu hendaknya saling memacu keberanian dan harus mencoba menghadapi apa yang kamu khawatirkan. Kini kamu mempunyai yang kini, bukan yang kemudian. Apa lagi yang kamu harapkan dari atas?
“Kini kuamanatkan kepadamu, satukan batin, jangan sampai pikiran jahat muncul dan merusak diri sendiri. Aku takut orang-orang membelokkan dirimu dan menyesatkan hatimu.
“Harapanku adalah semoga Tian memperpanjang firmannya untukmu. Adakah aku memaksamu karena kekuasaanku? Tujuanku adalah membantu dan menyejahterakan kamu semua.
“Aku selalu ingat akan arwah para raja pendahuluku yang dahulu menjadi berpayah-payah bersama leluhurmu. Demikian pula aku ingin sama besar semangatku terhadapmu; yakni benar-benar menyayangimu.
“Akankah aku berbuat salah dalam pemerintahan dan berlama-lama diam di sini; raja moyang pendiri dinastiku akan menurunkan hukuman atas kesalahanku dan berkata, ‘mengapa kamu menindas rakyatku?
“Bila kamu berlaksa rakyat tidak mau ikut membangun hidupmu, mau bersatu hati denganku yang seorang, di dalam perencanaan ini, para raja pendahuluku itu akan menurunkan hukuman atas kesalahanmu dan berkata, ‘Mengapa kamu tidak menyetujui cicitku yang masih muda itu dan berlarut mencampakan kebajikanmu? Bila diturunkan hukuman dari atas terhadapmu, tiada jalan menghindarkan diri bagimu
“Dahulu para raja pendahuluku bekerja keras berpayah-payah untuk para leluhur dan orang tuamu. Kedudukanmu adalah sama, rakyat yang harus kusejahterakan; tetapi perilakumu membawa kerugian akibat isi hatimu. Raja-raja pendahuluku itu telah membawakan kebahagiaan untuk para leluhur dan orang tuamu, maka para leluhur dan orang tuamu pun akan mematahkan jalinan, membuangmu dan tidak menolongmu dari maut.
“Di sini menteri-menteri dalam pemerintahanku yang bersamaku mengelola jawatan; tetapi hanya berpikir untuk menimbun mutiara dan permata! Para leluhur dan orang tuamu akan segera menghadap raja pendiri dinastiku dan berkata, ‘Jatuhkanlah hukuman besar atas para keturunanku itu!’ Maka mereka menyertai raja moyang pendiri dinastiku, menurunkan hal yang tidak membawa karunia.
“Wu hu! Kini kuberitahukan maksudku yang tidak akan berubah kepadamu, jagalah selalu dengan sungguh-sungguh akan kecemasanku yang besar; marilah kita tidak merasa terasing dan putus hubungan satu terhadap yang lain. Berbagilah bersamaku dalam rencana dan pemikiran; bersiaplah mengikutiku; hendaklah masing-masing membina perilaku yang tepat (Zhong) di dalam hati.
Bila ada perilaku yang tidak membawa karunia dan tidak patut diikuti, gegabah dan tidak hormat (terhadap hal yang wajib dilakukan), mengambil kesempatan untuk melakukan perbuatan munafik atau tidak setia akan dihukum potong hidung, atau dilibas sehingga tiada yang tinggal baginya, tidak akan dibiarkan mereka melestarikan benihnya di kota baru ini.
“Berangkatlah, jagalah dan teruskan hidupmu, aku akan memindahkanmu ke ibukota yang baru dan di sana lestari bangunlah keluargamu.”