Meng Zi VII A
Jin Xin I
Meng Zi berkata, "Yang benar-benar dapat menyelami hati, akan mengenal Watak Sejatinya; yang mengenal Watak Sejatinya akan mengenal Tian Yang Maha Esa."
"Menjaga hati, merawat Watak Sejati, demikianlah mengabdi kepada Tian Yang Maha Esa."
"Tentang usia pendek atau panjang, jangan bimbangkan. Siaplah dengan membina diri. Demikianlah menegakkan Firman."
Meng Zi berkata, "Tiada sesuatu yang bukan karena Firman, maka terimalah itu dengan taat di dalam kelurusan."
"Maka orang yang mengenal Firman, tidak akan berdiri di bawah tembok yang sudah miring retak."
"Orang yang sungguh-sungguh sepenuh hati menempuh Jalan Suci lalu mati, ia lurus di dalam Firman."
"Mati dengan kaki tangan diborgol, itu tidak lurus di dalam Firman."
Meng Zi berkata, "Carilah dan engkau akan mendapatkannya. Sia-siakanlah dan engkau akan kehilangan. Inilah mencari yang berfaedah untuk didapatkan dan carilah itu di dalam diri."
"Carilah dengan Jalan Suci, akan hasilnya berserahlah kepada Firman. Inilah mencari yang tidak terlalu berfaedah untuk didapatkan dan carilah itu di luar diri."
Meng Zi berkata, "Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri."
"Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini."
"Sekuat diri laksanakanlah Tepa Salira, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini!"
Meng Zi berkata, "Menjalankan tetapi tidak mengerti maksudnya; berkebiasaan tetapi tidak mau memeriksa, sepanjang hidup mengikuti tetapi tidak mengenal Jalan Suci, begitulah kebanyakan orang."
Meng Zi berkata, "Orang tidak boleh tidak tahu malu. Malu bila tidak tahu malu, menjadikan orang tidak menanggung malu."
Meng Zi berkata, "Rasa malu itu besar artinya bagi manusia."
"Kalau orang bangga dapat berbuat muslihat dan licin, itulah karena tidak menggunakan rasa malunya."
"Yang tidak mempunyai rasa malu, tidak layak sebagai manusia, dalam hal apa ia layak sebagai manusia?"
Meng Zi berkata, "Raja-raja Bijaksana zaman dahulu itu begitu menyukai Kebaikan sehingga melupakan kekuasaannya."
"Orang-orang Bijaksana zaman dahulu, tidakkah demikian juga? Mereka begitu menyukai Jalan Suci, sehingga melupakan kekuasaan orang. Maka raja atau rajamuda yang tidak sungguh-sungguh menjalankan Kesusilaan, tidak dapat sering menjumpainya."
"Kalau untuk sering berjumpa saja tidak dapat, bagaimana dapat menjadikan mereka sebagai menterinya?"
Meng Zi berkata kepada Song Gou Jian, "Tuan suka mengembara, bukan? Kuberitahu bagaimana sebaiknya tuan mengembara."
"Kalau orang mau mengerti, haruslah merasa puas; kalau orang tidak mau mengerti, haruslah merasa puas pula."
"Bagaimana agar dapat selalu merasa puas? Junjunglah Kebajikan, berbahagialah di dalam Kebenaran; dengan demikian tuan akan selalu merasa puas."
"Maka seorang Siswa itu biarpun miskin tidak kehilangan Kebenaran; kalau berhasil, iapun tidak mau terpisah dari Jalan Suci."
"Miskin tidak kehilangan Kebenaran, maka seorang Siswa dapat menjaga kehormatan diri. Berhasil tidak mau terpisah dengan Jalan Suci, maka rakyat tidak sampai kehilangan harap."
"Maka orang-orang zaman dahulu, bila berhasil cita-citanya, ia dapat memberi faedah bagi rakyat; kalau tidak berhasil cita-citanya, ia membina diri memandang dunia. Pada waktu miskin ia seorang diri menjadikan dirinya baik, pada waktu berhasil ia bersama menjadikan dunia baik."
Meng Zi berkata, "Menunggu Raja Wen baru bangun, itulah sifat rakyat kebanyakan; tetapi seorang Siswa yang teguh, biarpun tidak ada Raja Wen ia tetap bangun."
Meng Zi berkata, "Orang-orang dari keluarga Han dan Wei yang kaya-raya itu, kalau tidak membanggakan miliknya, niscaya jauh dapat mendahului orang lain."
Meng Zi berkata, "Kalau berlandaskan Jalan Suci menyuruh rakyat, biarpun berjerih payah tidak akan menggerutu. Kalau untuk mengembangkan Jalan Suci, rakyat harus berkorban, biarpun mati rakyat tidak akan menggerutu."
Meng Zi berkata, "Rakyat yang dipimpin oleh seorang rajamuda pemimpin, akan nampak giat dan gembira. Rakyat yang dipimpin oleh seorang Raja Suci, akan nampak damai tenteram."
"Biarpun berkorban tidak menggerutu, biarpun mendapat keuntungan tidak menganggap itu luar biasa. Rakyat kian hari kian baik tanpa mengetahui siapa pendorongnya."
"Maka dimanapun seorang Jun Zi lewat, ia akan membawa perubahan, karena Tian telah menjaganya; pengaruhnya mengalir di atas, di bawah, di antara langit dan bumi. Masakan itu dapat dinamakan hanya sekadar tambal sulam?"
Meng Zi berkata, "Kata-kata yang bersifat Cinta Kasih, tidak sebanding dengan nama yang berperi Cinta Kasih meresap ke sanubari manusia."
"Pemerintahan yang baik tidak sebanding dengan pendidikan yang baik untuk mendapatkan rakyat."
"Pemerintahan yang baik dapat menjadikan rakyat takut, tetapi pendidikan yang baik akan dapat menjadikan rakyat mencintainya. Pemerintahan yang baik dapat memperoleh harta rakyat. Pendidikan yang baik dapat memperoleh hati rakyat."
Meng Zi berkata, "Kemampuan yang dimiliki orang dengan tanpa belajar, disebut kemampuan asli. Pengertian yang dimiliki orang dengan tanpa belajar, disebut pengertian asli."
"Anak-anak yang didukung tidak ada yang tidak mengerti atau mencintai orang tuanya dan setelah besar tidak ada yang tidak mengerti harus hormat kepada kakaknya."
"Mencintai orang tua itulah Cinta Kasih dan hormat kepada yang lebih tua itulah Kebenaran. Tidak dapat dipungkiri, memang itulah kenyataan yang ada di dunia."
Meng Zi berkata, "Ketika Shun diam jauh di pegunungan, tiap hari hanya berhadapan dengan pohon-pohon dan batu, bermain dengan kijang dan babi. Dalam keadaan demikian, dengan orang-orang desa yang diam jauh di pegunungan itu, apa bedanya? Hanya saja, sekali mendengar suatu kata yang baik, sekali melihat perbuatan yang baik; ia lalu seperti aliran sungai bengawan yang segera menjebol tebing-tebingnya dan tidak dapat ditahan lagi."
Meng Zi berkata, "Jangan lakukan apa yang tidak patut dilakukan dan jangan inginkan apa yang tidak patut diinginkan. Ini sudah cukup."
Meng Zi berkata, "Orang yang luas Kebajikannya dan Bijaksana dalam bekerja; ia tentu sudah banyak menanggung derita dan kesukaran."
"Maka menteri-menteri yang terpencil dan anak-anak yang disia-siakan, karena mereka selalu dirundung bahaya sehingga selalu harus memikirkan kesukarannya dalam-dalam, banyaklah diantaranya yang berhasil."
Meng Zi berkata, "Ada orang yang mengabdi kepada raja, mengabdinya itu hanya untuk mendapatkan kesenangan."
"Ada menteri yang berusaha menyentosakan negerinya; kalau negerinya sentosa itulah menjadi kesenangannya."
"Ada pula yang merasa dirinya sebagai rakyat Tian Yang Maha Esa. Bila ia yakin dengan memangku jabatan itu, dapat melaksanakan cita-citanya di dunia, ia baru mau memangku jabatan."
"Tetapi ada pula orang besar yang meluruskan diri dan dapat meluruskan segenap perkara."
Meng Zi berkata, "Seorang Jun Zi mempunyai tiga kesukaan, dan hal menjadi raja dunia itu tidak termasuk diantaranya."
"Ayah bunda dalam sehat, kakak adik tiada perselisihan, itulah kesukaannya yang pertama."
"Perbuatannya menengadah tidak usah malu kepada Tian Yang Maha Esa, menunduk tidak usah merah muka kepada manusia, itulah kesukaannya yang kedua."
"Mendapatkan orang yang rajin pandai untuk dididik, itulah kesukaannya yang ketiga."
"Seorang Jun Zi mempunyai tiga kesukaan dan hal menjadi raja dunia itu tidak termasuk diantaranya."
Meng Zi berkata, "Tanah luas dan penduduk padat itu diinginkan seorang Jun Zi; tetapi, itu bukan hal yang dipandang benar-benar membahagiakan."
"Dapat berdiri teguh di tengah dunia dan memberi damai kepada rakyat di empat penjuru lautan, itu membahagiakan seorang Jun Zi; tetapi, itu bukan kebahagiaan tertinggi bagi Watak Sejatinya."
"Yang di dalam Watak Sejati seorang Jun Zi ialah yang tidak bertambah oleh kebesaran dan tidak rusak oleh kemiskinan; karena dialah takdir yang dikaruniakan Tian Yang Maha Esa."
"Yang di dalam Watak Sejati seorang Jun Zi ialah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan. Inilah yang berakar di dalam hati, tumbuh dan meraga, membawa cahaya mulia pada wajah, memenuhi punggung sampai keempat anggota badan. Keempat anggota badan dengan tanpa kata-kata dapat mengerti sendiri."
Meng Zi berkata, "Bo Yi menyingkiri Raja Zhou, berdiam di pantai laut utara. Ketika mendengar Raja Wen memerintah, hatinya tergerak dan berkata, 'Mengapa tidak datang kepadanya, kudengar pangeran barat itu baik-baik memelihara orang tua' Tai Gong menyingkiri Raja Zhou, berdiam di pantai laut timur. Ketika mendengar Raja Wen memerintah, hatinya tergerak dan berkata, 'Mengapa tidak datang kepadanya, kudengar pangeran barat itu baik-baik memelihara orang tua.' Kalau di dunia sekarang ini ada raja yang dapat baik-baik memelihara orang tua, niscaya orang-orang yang berperi Cinta Kasih akan datang kepadanya."
"Keluarga yang mempunyai lima Mu sawah diwajibkan menanam pohon besar, agar istrinya dapat memelihara ulat sutera, sehingga mereka yang sudah tua mendapat cukup pakaian dari sutera. Tiap keluarga disuruh memelihara sedikitnya lima ekor induk ayam dan dua ekor induk babi, yang harus dirawat baik-baik, sehingga orang yang sudah tua mendapat cukup daging. Tiap petani diberi seratus Mu sawah yang harus dikerjakan baik-baik, sehingga keluarganya yang terdiri dari delapan orang tidak sampai kelaparan."
"Yang dikatakan bahwa pangeran barat baik-baik memelihara orang tua ialah dapat mengatur sawah-sawah dan kampung-kampung, mengajar rakyat bertanam dan beternak, bagaimana memimpin anak istri agar dapat memelihara orang tua. Orang yang sudah berusia lima puluh tahun kalau tidak mengenakan pakaian sutera tidak dapat merasa hangat, yang sudah berusia tujuh puluh tahun kalau tidak makan dengan daging tidak dapat kenyang. Orang yang tidak dapat merasa hangat dan kenyang, dinamakan kedinginan dan kelaparan. Di antara rakyat Raja Wen, tiada orang tua yang kedinginan dan kelaparan. Demikianlah yang dimaksudkan."
Meng Zi berkata, "Atur baik-baiklah sawah-sawah dan kebun-kebun, ringankanlah pajak-pajak, dengan demikian rakyat akan berkecukupan."
"Makan hendaklah pada waktunya, memakai sesuatu hendaklah menurut Kesusilaan, dan harta jangan dihambur-hamburkan."
"Rakyat tanpa air dan api takkan hidup. Biarpun begitu kalau tengah malam ada orang mengetuk pintu meminta air atau api, semua orang masih dapat memberi karena di dalam hal ini mereka berkecukupan. Seorang nabi dalam mengatur dunia, ia berusaha supaya persediaan kacang-kacangan dan padi-padian cukup seperti air dan api. Kalau kacang-kacangan dan padi-padian cukup seperti air dan api, masakan ada rakyat yang tidak berperi Cinta Kasih?"
Meng Zi berkata, "Ketika Kong Zi naik ke Gunung Dong Shan, nampak kecillah Negeri Lu; ketika naik ke Gunung Tai, nampak kecillah dunia ini. Siapa yang telah melihat lautan, akan tahu betapa sedikit jumlah air di sungai-sungai. Yang telah memasuki Pintu Gerbang Nabi, akan tahu betapa kecil kata-kata yang biasa itu."
"Ada cara memandang air, lihatlah buih-buih di dalam gelombangnya. Matahari dan bulan mempunyai terang, maka dimana tembus cahaya akan disinarinya."
"Seperti air mengalir sesuatu, kalau belum penuh akan mengalir ke situ terus. Begitupun seorang Jun Zi bercita hidup di dalam Jalan Suci, kalau belum sempurna seperti yang diajarkan belum dapat dinamakan berhasil."
Meng Zi berkata, "Orang yang sejak ayam berkokok, bangun dan sungguh-sungguh berbuat Kebaikan, dia boleh disebut sebagai penganut Shun."
"Orang yang sejak ayam berkokok, bangun dan memburu keuntungan sendiri, dia boleh disebut penganut Zhi."
"Kalau ingin tahu bedanya Shun dan Zhi, tiada lain hanya antara hal keuntungan sendiri dan Kebaikan."
Meng Zi berkata, "Yang Zi mengajar orang mengutamakan diri sendiri; biar hanya dengan mencabut sehelai rambutnya sudah dapat menguntungkan dunia, ia tidak mau melaksanakan."
"Mo Zi mengerjakan cinta yang menyeluruh sama, biar harus kerja keras sehingga rambut di kepala sampai betis tergosok habis, asal menguntungkan dunia akan dikerjakannya."
"Zi Mo memegang sikap tengah. Memegang sikap tengah ini nampaknya sudah mendekati Kebenaran, tetapi kalau memegang sikap tengah tanpa mempertimbangkan keadaan, maka dengan yang memegang satu haluan tadi sama saja."
"Mengapa aku benci sikap memegang satu haluan semacam itu? Tidak lain karena dapat merusak Jalan Suci, yaitu hanya melihat satu hal saja dan mengabaikan seratus hal yang lain."
Meng Zi berkata, "Orang yang lapar puas dengan segala makanan, yang haus puas dengan segala minuman. Hal itu bukan karena ia dapat merasakan makanan atau minuman itu benar-benar, melainkan ia sudah dirusak oleh lapar dan hausnya."
"Hanya mulut dan perut orang sajakah dapat dirusak lapar dan haus? Hati orangpun dapat dirusak secara itu."
"Kalau orang dapat membebaskan diri dari pengaruh lapar dan haus, ia tidak akan sedih hanya karena tidak dapat sama dengan orang lain."
Meng Zi berkata, "Liu Xia Hui tidak berubah sikap biar tiga kali diangkat sebagai pejabat tertinggi dalam pemerintahan."
Meng Zi berkata, "Usaha seseorang itu dapat diumpamakan seperti orang membuat sumur. Meski sumur itu sudah digali sampai sembilan Ren, kalau belum juga mencapai sumbernya, pekerjaan itu sia-sia belaka."
Meng Zi berkata, "Raja Yao dan Shun dipimpin oleh Watak Sejatinya; Raja Tang dan Raja Wu dipimpin oleh pendidikan diri; sedang kelima rajamuda pemimpin itu hanya berbuat palsu."
"Bahkan karena kepalsuannya itu berlarut-larut tanpa disadari kembali, sampai-sampai mereka sendiri tidak tahu."
Gong Sun Chou berkata, "Dahulu Yi Yin berkata, 'Aku tidak tahan melihat dia yang tidak patuh itu.' Tai Jia lalu dihukum buang di daerah Tong. Rakyat sangat gembira oleh karenanya. Setelah Tai Jia berubah Bijaksana lalu dikembalikan ke kedudukannya; rakyatpun sangat gembira pula."
"Kalau seorang Bijaksana menjadi menteri seorang raja, bolehkah ia menghukum buang rajanya yang tidak Bijaksana?"
Meng Zi menjawab, "Kalau mempunyai cita seperti Yi Yin boleh saja, tetapi kalau tidak mempunyai cita seperti Yi Yin, terang itu merebut kedudukan."
Gong Sun Chou berkata, "Di dalam Shi Jing tertulis, 'Tidak inginkan makan cuma-cuma.' Kalau ada seorang Jun Zi yang tidak bertanam, tetapi mendapat makan, bagaimana itu?"
Meng Zi berkata, "Bila seorang Jun Zi berdiam di suatu negeri, lalu digunakan nasihat-nasihatnya oleh seorang raja; akan dapat membawa negara itu damai dan makmur, mulia dan termasyhur. Kalau diturut oleh para muda, mereka akan bisa Berbakti, Rendah Hati, Satya, dan Dapat Dipercaya. Adakah contoh lain yang lebih besar tentang orang yang tidak inginkan makan cuma-cuma?"
Putra Raja Qi yang bernama Dian bertanya, "Apakah yang dikerjakan para Siswa itu?"
Meng Zi menjawab, "Meninggikan cita-citanya."
"Apakah arti meninggikan cita-cita itu?" "Hanya Cinta Kasih dan Kebenaran tujuannya. Membunuh orang yang tidak berdosa itu perbuatan tidak berperi Cinta Kasih. Merampas milik orang itu perbuatan yang tidak berdasar Kebenaran. Ia hendak berdiam di mana? Di dalam Cinta Kasih! Hendak jalan di mana? Di dalam Kebenaran. Mendiami Cinta Kasih, menjalankan Kebenaran, inilah lengkapnya usaha seorang besar."
Meng Zi berkata, "Chen Zhong Zi menganggap, ia ditawari Negeri Qi tidak berlandaskan Kebenaran, maka ia menolak. Orang-orang menganggap ia benar-benar Dapat Dipercaya. Tetapi sesungguhnya 'Kebenaran' yang dijalani itu tidak lebih seperti orang yang menolak pemberian sebakul nasi atau semangkuk sayur. Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada mengingkari hubungan orang tua dan keluarga, hubungan antara raja dan menteri, hubungan atasan dan bawahan. Maka kalau hanya mempunyai 'kebaikan kecil' bagaimana dapat disebut orang yang sungguh Dapat Dipercaya untuk perkara besar?"
Tao Ying bertanya, "Ketika Shun menjadi raja, Gao Yao menjadi menteri kehakiman. Umpama Gu Sou membunuh orang, apa yang harus dilakukan?"
Meng Zi menjawab, "Dia harus memegang teguh tugasnya."
"Apakah Shun tidak akan melarangnya?"
"Bagaimana Shun dapat melarangnya? Bukankah itu hukum yang sudah diterimanya?"
"Lalu, apa yang akan dilakukan Shun?"
"Shun memandang hal melepaskan kebesaran dunia ini seperti melepas terompah rusak, maka ia akan diam-diam mendukung ayahnya melarikan diri, lalu berdiam di tepi laut sepanjang hidupnya dan dengan gembira melupakan kebesaran duniawi nya."
Meng Zi dari Kota Fan ke Negeri Qi; dari jauh melihat putra Raja Qi. Ia dengan menghela napas berkata, "Kedudukan itu sungguh dapat mengubah wibawa seseorang seperti pemeliharaan dapat menguatkan tubuh. Sungguh besar pengaruh kedudukan. Tidakkah kita ini juga sama-sama anak manusia?"
Meng Zi berkata, "Adapun istana, kereta, kuda, dan pakaian yang dipakai anak raja itu dengan yang dipakai orang lain hampir bersamaan saja. Kalau anak raja itu bisa kelihatan begitu lain, ialah karena kedudukannya. Alangkah lebih-lebih gemilangnya seseorang yang dapat mendiami 'Rumah Luasnya Dunia' itu."
Begitu pula ketika Raja Negeri Lu pergi ke Negeri Song; setelah sampai di pintu Die Ze, ia berseru kepada penjaga pintu. Mendengar seruan itu, penjaga pintu berkata, 'Dia bukan rajaku, mengapa suaranya juga seperti rajaku?' Ini juga tidak lain karena mereka berkedudukan sama."
Meng Zi berkata, "Memberi makan tanpa mencintai, itu ialah seperti memperlakukan babi. Mencintai dengan tanpa menghormati, itu ialah seperti memperlakukan hewan peliharaan."
"Laku hormat dan mengindahkan itu harus ada sebelum menyampaikan sesuatu."
"Laku hormat dan mengindahkan itu kalau tidak dengan kesungguhan, seorang Jun Zi tidak mau menerima."
Meng Zi berkata, "Tiap bagian tubuh beserta peranannya telah diberi sifat-sifat asli oleh Tian Yang Maha Esa. Tetapi hanya seorang nabi dapat menggunakan semuanya itu dengan sempurna."
Raja Xuan dari Negeri Qi ingin memperpendek masa berkabungnya. Gong Sun Chou berkata, "Kalau dapat berkabung satu tahun kiranya sudah lebih baik daripada tidak sama sekali."
Meng Zi berkata, "Nasihatmu ini seperti ada yang memutar tangan kakaknya, lalu kau nasihati, 'Lakukanlah perlahan-lahan!' Kalau hendak membagi pendidikan, suruhlah Berbakti dan Rendah Hati; itulah yang sebaik-baiknya."
Ketika itu ibu salah seorang putra raja meninggal, maka gurunya memintakan izin boleh berkabung biar hanya beberapa bulan. Gong Sun Chou bertanya, "Bagaimanakah hal ini?"
"Dia sesungguhnya ingin berkabung penuh tetapi tidak diizinkan. Biar dia hanya berkabung satu hari, itu sudah cukup baik. Aku hanya mencela orang yang tidak dilarang tetapi tidak mau melakukan."
Meng Zi berkata, "Seorang Jun Zi mempunyai lima macam cara mengajar."
"Ada kalanya ia memberi pelajaran seperti menanam pada saat musim hujan."
"Ada kalanya ia menyempurnakan Kebajikan muridnya."
"Ada kalanya ia membantu perkembangan bakat muridnya."
"Ada kalanya ia bersoal jawab."
"Ada kalanya ia membangkitkan usaha murid itu sendiri."
"Demikianlah lima macam cara seorang Jun Zi memberi pelajaran."
Gong Sun Chou bertanya, "Jalan Suci itu sesungguhnya sangat tinggi dan indah, tetapi untuk mencapainya ialah seperti memanjat langit dan kira-kira tidak akan dapat tercapai. Mengapakah tidak mau merendahkan agar tiap pelajar dapat merasa sanggup dan melatihnya setiap hari?"
Meng Zi berkata, "Seorang tukang yang pandai tidak akan mengubah atau menghapuskan tali ukurannya hanya karena ada tukang yang bodoh. Yi juga tidak akan mengubah cara mementang busurnya hanya karena ada pemanah bodoh."
"Seorang Jun Zi mengajar seperti orang mengajar memanah, busur dipentang penuh, anak panah tidak dilepaskan tetapi sudah nampak akan meluncur. Dia hanya tegak tepat di Jalan Suci dan orang yang mampu akan mengikutinya."
Meng Zi berkata, "Kalau dunia di dalam Jalan Suci, muncullah bersama dengan Jalan Suci; kalau dunia ingkar dari Jalan Suci, berkuburlah bersama dengan Jalan Suci."
"Belum pernah terdengar seorang yang sedia berkubur bersama Jalan Suci, mau begitu saja menurut kehendak orang."
Gong Du Zi bertanya, "Teng Geng sudah menganut ajaran guru, seharusnya dia diperlakukan sepantasnya. Mengapa guru tidak mau menjawab pertanyaannya?"
Meng Zi menjawab, "Orang yang di dalam bertanya mengandalkan kedudukan, di dalam bertanya mengandalkan kepandaian, di dalam bertanya mengandalkan usia, di dalam bertanya mengandalkan jasa, di dalam bertanya mengandalkan lamanya hubungan, aku tidak akan menjawab. Teng Geng mempunyai dua cacat dalam hal ini."
Meng Zi berkata, "Apa yang seharusnya tidak dihentikan tetapi dihentikan, niscaya tiada yang tidak dihentikan. Apa yang seharusnya diberi penuh perhatian tetapi diremehkan, niscaya tiada yang tidak diremehkan."
"Dan orang yang terlalu berburu nafsu, niscaya akan cepat mundur pula."
Meng Zi berkata, "Seorang Jun Zi kepada benda-benda dapat menyayangi tetapi tidak dapat berperi Cinta Kasih kepadanya. Kepada rakyat, ia dapat berperi Cinta Kasih tetapi tidak dapat seperti kepada orang tuanya."
"Yang mencintai orang tuanya akan dapat berperi Cinta Kasih kepada rakyat, dan yang berperi Cinta Kasih kepada rakyat akan dapat menyayangi benda-benda."
Meng Zi berkata, "Bagi orang yang pandai tiada hal yang tidak dapat dipahami, tetapi ia harus mengutamakan yang paling penting."
"Bagi orang yang berperi Cinta Kasih tiada yang tidak disayangi, tetapi mencintai orang-orang Bijaksana itulah yang terpenting."
"Kepandaian Yao dan Shun tidak mencukupi seluruh perkara, melainkan terbatas pada hal-hal yang terpenting."
"Cinta Kasih Yao dan Shun tidak menyeluruh sama di dalam menyayangi semua orang, tetapi yang terutama ialah mencintai orang-orang Bijaksana."
"Kalau orang tidak sanggup berkabung selama tiga tahun, tetapi dapat mengurus perkara-perkara kecil dalam perlengkapan sembahyang selama tiga sampai lima bulan, itulah seperti orang yang mengeduk nasi banyak-banyak dan makan secara rakus, tetapi bertanya-tanya hal tidak baiknya orang makan menggerogoti tulang. Inilah yang dinamai tidak mengetahui yang penting."