Shi Jing XXV
Sheng Min
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Hikayat tentang kelahiran kakek moyang dinasti Zhou (Hou Ji) yang lahir dari ibu Jiang Yuan yang hidup pada zaman sebelum raja suci Yao dan Shun. Hou Ji kemudian menjadi menteri pertanian yang sangat ahli dalam mengelola pekerjaannya sehingga pada zaman kuno beliau selalu dihormati bersama Malaikat Bumi (Hou Tu). Hou Ji inilah yang kemudian dianggap sebagai pemula adanya kurun dinasti Zhou yang menurunkan Tai Wang, beranak Wang Ji atau Ji Li dan bercucu, Wen Wang, dan setelah sampai kepada Wu Wang menumbangkan dinasti Shang dan berdiri dinasti Zhou (1122 – 255 s.M.)
Catatan:
Kidung ini bersifat kias dan menceritakan. Sebuah lagu yang mengungkapkan kesukaan anugerah raja kepada sanak familinya dan digenapkan dengan lomba panah dan pesta.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Mengungkapkan betapa paman dan saudara raja Wen menunjukkan kepuasan hatinya usai menerima jamuan di Miao leluhurnya. Raja Tai Wang dari permaisurinya berputra Tai Bo dan Yu Zhong; dari Tai Jiang berputra bungsu Ji Li. Ji Li berputra Ji Chang yang waktu lahir ibunya menerima wahyu Dan Shu. Pangeran Tai Bo dan Yu Zhong mengetahui ayahnya bermaksud mewariskan kedudukannya kepada Ji Li yang menikah dengan putri Tai Ren (inilah yang dimaksud dengan istri yang gagah berani) dan berputra Ji Chang, karena itu kedua paman itu mengasingkan diri, memangkas rambut dan hidup sebagai orang Jing Man sehingga kehilangan hak warisnya. Demikianlah kemudian Ji Chang menjadi raja muda barat (Xi Bo) pada akhir zaman dinasti Shang.
Catatan:
Kidung ini bersifat kias, mengungkapkan suasana setelah upacara sembahyang di kuil leluhur saat para pemeran leluhur dijamu.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Pujian bagi raja-raja awal dinasti Zhou yang penuh kebajikan dan dikasihi Tian; Khususnya ini ditujukan kepada raja Wen.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan tentang riwayat pangeran Gong Liu, keturunan ibu Jiang Yuan yang termasuk kaum You Tai yang melahirkan Qi atau lebih dikenal dengan nama Hou Ji, menteri pertanian raja Yao yang dianggap sebagai nenek moyang dinasti Zhou. Ketika dinasti Xia kehilangan negerinya pada zaman raja Tai Kang (2188 -2146 s.M) keturunan Hou Ji yang tersingkirkan dan hidup di antara orang-orang Rong Di. Gong Liu adalah keturunan Hou Ji yang hidup di pengasingan itu tetapi ia mewarisi semangat dan kemampuan seperti Hou Ji dan membangun negeri di Bin yang diceritakan dalam kidung ini. Salah seorang keturunan Gong Liu adalah Gu Gong dan Fu yang kemudian dikenal dengan gelar raja Tai Wang (raja agung) yaitu kakek daripada raja Wen. Beliau berhasil membangun negerinya dan menyejahterakan rakyat tetapi menderita serbuan orang-orang Di. Atas peristiwa ini, dari pada mengorbankan rakyat, Tai Wang pindah dari Bin ke wilayah pegunungan cikal bakal negeri dinasti Zhou.
Catatan:
Kidung ini bersifat kiasan memuji betapa seorang raja yang bijak dan dapat dinamai Bapak/Ibu rakyat; kidung ini ditulis oleh pangeran Shao Kang Gong untuk memuji betapa kebajikan raja Zhou Cheng Wang (1115 – 1078 s.M.) putra raja Zhou Wu Wang (1154 – 1115 s.M)
Catatan:
Kidung ini mengandung kias. Diciptakan oleh pangeran Shao Gong untuk raja Zhou Cheng beroleh kejayaan dan membawakan kesejahteraan bagi rakyat dan para pembantunya.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan. Pada saat timbul kekacauan yang mengakibatkan penderitaan; beberapa pejabat penting memanggil pengikutnya mengikuti mereka melakukan reformasi di ibukota serta menyingkirkan orang-orang yang hanya bertipu muslihat dan penjilat. Diperkirakan kidung ini ditulis oleh pangeran Shao Mu Gong (keturunan pangeran Shao Kang Gong). Peristiwa ini terjadi pada zaman raja Zhou Li Wang (878 -827 s.M.) yang sewenang-wenang sehingga hampir menumbangkan dinasti Zhou.
Catatan:
Kidung ini bersifat menceritakan seorang pejabat tua berduka mengungkapkan berbagai kesulitan terjadi. Mengeluhkan pejabat-pejabat lain dan menasihati mereka yang mengabaikan tugas kewajibannya. Kidung ini diperkirakan dibuat pada zaman raja Zhou Li Wang yang memerintah sewenang-wenang dan memperturut kesenangannya.