Shu Jing LVIII
Maklumat Pangeran Negeri Qin
Pangeran berkata, ‘Hai! Para perwiraku, dengarlah dan jangan membuat ribut. Akan kusampaikan maklumat kepadamu berupa ungkapan kata-kata yang sangat penting.
“Orang zaman kuno ada kata-kata demikian ‘Sesungguhnya seluruh rakyat itu, ----- mereka kebanyakan mendambakan ketentraman. Mencela orang lain itu tidak sukar, tetapi menerima celaan dan berkenan membiarkannya mengalir, inilah yang sulit!”
“Yang memedihkan hatiku ialah demikian : Hari dan bulan terus berlalu dan kiranya tidak akan kembali.”
“Memang ada penasihat tuaku, ----- tetapi aku berkata, ‘Mereka tidak dapat menyesuaikan diri denganku,’ dan aku membencinya. Lalu ada para penasihat baruku, dan suatu saat aku telah akrab dan memberikan kepercayaan kepada mereka. Meski demikian akhirnya aku harus mengaku, bila kuikuti nasihat orang-orang yang telah berambut kuning itu, aku tidak akan berbuat salah.”
“Para pejabat tua yang baik itu, tenaganya memang telah lemah, tetapi aku masih perlu memilikinya! Para perwira yang gagah perkasa itu memang tidak tercela tembakan maupun cara mengendarai keretanya, tetapi sebaiknya aku tidak terlalu menginginkannya! Orang yang pandai berdalih dan pandai bersilat lidah mampu menjadikan orang yang luhur budipun berubah sikap. Mengapa aku harus banyak menggunakan orang seperti mereka itu?”
“Aku telah dalam-dalam berpikir dan membuat kesimpulan; ----- ‘Kami ingin mendapatlkan seorang menteri yang jujur dan tidak bermuslihat. Yakni yang sabar hati, dan siap menerima segala hal yang berfaedah; bila ada orang pandai, dia merasa itu sebagai kepandaiannya sendiri. Lebih-lebih pula bila dia mendapati seseorang yang berbudi sebagai nabi, dia sangat menyukainya. Ia tidak memuji dengan kata-katanya saja bahkan siap menerimanya. Dengan orang yang demikian, tidak hanya dapat melindungi anak cucu, bahkan rakyatpun mendapatkan berkah.”
“Sebaliknya, seorang yang iri akan kepandaian orang lain; membenci dan menghalang-halangi orang yang berbudi luhur yang memiliki sifat nabi mendapatkan kedudukan ; bukan saja tidak melindungi anak cucu, rakyatpun akan mengalami bencana” (A.B X : 14)
“Kesejahteraan atau keberantakan suatu negara, dikatakan dapat terjadi karena satu orang. Kejayaan atau kedamaian suatu negara juga dapat terjadi berkat kemampuan satu orang.”