logo

Meng Zi IV A

Li Lou I

  1. Meng Zi berkata, "Ketajaman mata Li Lou dan kecekatan Gong Shu Zi itu bila tidak dibantu dengan jangka dan penyiku, tidak akan dapat melukis segi empat dan lingkaran. Ketajaman pendengaran Shi Kuang itu, bila tanpa pengukur nada, takkan dapat tepat dalam menetapkan panca nada itu. Jalan Suci Yao dan Shun itu bila tidak didasari pemerintahan yang bersifat Cinta Kasih, takkan dapat mendamaikan dan mengatur dunia."

    "Kini meskipun ada yang berhati Cinta Kasih serta termasyhur berperi Cinta Kasih, tetapi rakyat tidak dapat langsung turut merasakan; maka tidak dapat berpengaruh pada generasi yang mendatang. Hal ini karena tidak menjalankan Jalan Suci raja-raja zaman dahulu."

    "Maka dikatakan, 'Hanya berhati baik itu belum cukup untuk menjalankan pemerintahan; hanya menetapkan undang-undang itu, belum pula terlaksana dengan sendirinya.'"

    "Di dalam Shi Jing tertulis, 'Jangan melampaui, jangan melupakan, ikutilah anggaran yang asli.' Kalau sudah benar-benar melaksanakan hukum raja zaman dahulu itu tetapi ternyata masih salah juga, itu belum pernah terjadi."

    "Para nabi itu sudah menggunakan kekuatan matanya, masih menggunakan jangka, penyiku, pelurus horizontal dan pelurus vertikal untuk membentuk barang yang persegi, lingkaran, rata, dan tegak lurus; demikianlah faedah alat itu tiada tandingannya. Mereka sudah menggunakan kekuatan telinganya masih menggunakan pengukur nada untuk menetapkan panca nada, demikianlah faedah alat itu tiada tandingannya. Sudah menggunakan benar-benar daya pikirannya, masih menggunakan pemerintahan yang berdasar sifat hati tidak tega terhadap sesama manusia; maka Cinta Kasihnya dapat memenuhi dunia."

    "Maka dikatakan, 'Kalau hendak tinggi, mulailah dari puncak gunung; kalau hendak rendah, mulailah dari dasar sungai atau rawa.' Maka yang menjalankan pemerintahan, bila tidak mau menggunakan Jalan Suci raja zaman dahulu itu; bagaimanakah dapat disebut Bijaksana?"

    "Maka hanya orang yang berperi Cinta Kasih patut berkedudukan tinggi. Orang yang tidak berperi Cinta Kasih bila berkedudukan tinggi, niscaya akan menyengsarakan rakyat."

    "Bila yang di atas tidak memikirkan Jalan Suci, yang di bawah tidak menempatkan diri di dalam hukum, yang di istana tidak percaya kepada Jalan Suci, yang bekerja tidak percaya kepada ukuran, pemimpinnya melanggar Kebenaran, rakyatnya melanggar hukum; dalam keadaan demikian kalau negara masih dapat terpilih, itu hanya suatu kebetulan saja."

    "Maka dikatakan, 'Benteng kota luar dan kota dalam tidak teguh, persediaan senjata tidak banyak; itu bukan bencana bagi negara. Sawah ladang tidak luas, kekayaan tidak bertumpuk-tumpuk, itu bukan hal yang membahayakan bagi negara. Bila yang di atas tidak susila, yang di bawah tidak belajar, sehingga perampok-perampok bangkit; maka kemusnahannya sudah tidak menunggu hari lagi.'"

    Di dalam Shi Jing tertulis, "Bila Tian Yang Maha Esa hendak menghukum merobohkan negerimu, janganlah kamu enak-enak."

    Kata 'enak-enak' itu berarti sikap 'masa bodoh'.

    "Mengabdi kepada pemimpin tidak berlandas Kebenaran, maju mundur tidak berlandas Kesusilaan, kata-kata tidak berlandas Jalan Suci raja zaman dahulu; ini dinamai sikap 'masa bodoh'."

    "Maka dikatakan, 'Yang dapat mendorong pemimpinnya mau menempuh kesukaran, itulah orang yang menghormatinya. Yang dapat memberi nasihat baik dan mengecam kekeliruan pemimpinnya, itulah orang yang mengindahkannya. Tetapi orang yang mengatakan bahwa pemimpinnya tidak mungkin dapat melakukan itu, dialah seorang pencuri.'"

  2. Meng Zi berkata, "Jangka dan penyiku itulah yang paling baik untuk membentuk segi empat dan lingkaran. Para nabi itulah teladan terbaik dalam hubungan manusia."

    "Kalau ingin menjadi seorang pemimpin yang dapat melaksanakan Jalan Suci seorang pemimpin, kalau ingin menjadi seorang pembantu yang dapat melaksanakan Jalan Suci seorang pembantu; untuk kedua hal ini semuanya dapat meneladan Yao dan Shun. Kalau tidak meneladan Shun ketika mengabdi kepada Yao, maka belum dapat dikatakan mengindahkan pemimpinnya. Kalau tidak meneladan Yao di dalam mengatur rakyat itulah menjadi pencuri atas rakyatnya."

    "Kong Zi bersabda, 'Jalan Suci itu hanya menunjukkan dua hal, berperi Cinta Kasih dan tidak berperi Cinta Kasih.'"

    "Orang yang sewenang-wenang kepada rakyat, akan binasalah dirinya dan musnahlah negerinya. Kalau belum keterlaluan, dirinya tentu dalam bahaya dan negaranya menjadi lemah, namanya akan dicap sebagai raja-raja You dan Li yang kejam. Meskipun mempunyai anak yang berbakti dan cucu yang mencinta, beratus zaman takkan dapat memperbaiki namanya."

    "Dalam Shi Jing tertulis, 'Contoh Dinasti Yin tidak jauh, hanya pada raja terakhir Dinasti Xia.' Demikianlah maksud kata-kata itu."

  3. Meng Zi berkata, "Ketiga dinasti itu mendapat kekuasaan di dunia karena Cinta Kasih dan kehilangan kekuasaan di dunia karena tiada Cinta Kasih."

    "Jatuh bangun dan terpelihara musnahnya sebuah negeri itu demikian juga halnya."

    "Raja yang tidak berperi Cinta Kasih, niscaya tidak dapat melindungi empat penjuru lautan. Raja muda yang tidak berperi Cinta Kasih, niscaya tidak dapat melindungi negerinya. Seorang pembesar yang tidak berperi Cinta Kasih, niscaya tidak dapat melindungi Miao leluhurnya. Dan para siswa atau rakyat jelata yang tidak berperi Cinta Kasih, niscaya tidak dapat melindungi keempat anggota tubuhnya."

    "Yang benci akan binasa dan musnah, tetapi suka melakukan perbuatan yang tidak berperi Cinta Kasih; ini seperti membenci akan mabuk, tetapi suka minum arak sebanyak-banyaknya."

  4. Meng Zi berkata, "Kalau mencintai seseorang, tetapi orang itu tidak menjadi dekat; periksalah apakah kita sudah berlandas Cinta Kasih. Kalau memerintah seseorang, tetapi orang itu tidak mau menurut; periksalah apakah kita sudah berlaku Bijaksana. Kalau bersikap Susila kepada seseorang, tetapi tidak mendapat balasan; periksalah apakah kita sudah benar-benar mengindahkannya."

    "Melakukan sesuatu bila tidak berhasil, semuanya harus berbalik memeriksa diri sendiri. Kalau diri kita benar-benar lurus, niscaya dunia mau tunduk."

    "Di dalam Shi Jing tertulis, 'Tekun hidup sesuai Firman, memberkati diri banyak bahagia.'"

  5. Meng Zi berkata, "Orang-orang sering membicarakan masalah-masalah dunia, negara, dan rumah tangga. Sesungguhnya pokok dasar dunia itu ada pada negara, pokok dasar negara itu ada pada rumah tangga, dan pokok dasar rumah tangga itu ada pada diri sendiri."

  6. Meng Zi berkata, "Menjalankan pemerintahan itu sebenarnya tidak sukar. Yang perlu ialah jangan sampai beroleh kesalahan dari para menteri. Bila para menteri dapat benar-benar patuh, seluruh negeripun akan mematuhi. Bila seluruh negeri mematuhi duniapun akan patuh. Demikianlah Ajaran Kebajikan akan seperti derasnya air memenuhi empat penjuru lautan."

  7. Meng Zi berkata, "Bila dunia dalam Jalan Suci, yang kecil Kebajikannya tunduk kepada yang besar Kebajikannya; yang kecil Kebijaksanaannya tunduk kepada yang besar Kebijaksanaannya. Bila dunia ingkar dari Jalan Suci, yang kecil takluk kepada yang besar, yang lemah takluk kepada yang kuat. Kedua hal ini sudah menjadi hukum Tian. Siapa yang mematuhi Tian akan terpelihara, yang melawan Tian akan binasa."

    "Dahulu raja muda Jing dari Negeri Qi pernah berkata, 'Setelah tidak dapat memerintah, bila tidak mau menerima perintah, inilah berarti memutuskan hubungan dengan dunia!', lalu dengan air mata yang berlinang-linang diserahkanlah puterinya kepada Negeri Wu."

    "Kini negeri-negeri kecil meniru-niru negeri besar dan malu menerima perintah, inilah seperti murid yang merasa malu menerima perintah gurunya."

    "Kalau benar-benar malu, mengapakah tidak berguru kepada Raja Wen? Bila berguru kepada Raja Wen dalam jangka waktu lima tahun lagi negeri besar atau tujuh tahun bagi negeri kecil, niscaya akan dapat memerintah dunia."

    "Di dalam Shi Jing tertulis, 'Anak cucu Dinasti Shang, meskipun tak terbilang banyaknya, begitu Tian Yang Maha Tinggi menarik Firmannya; maka anak cucu itupun tunduk kepada Dinasti Zhou.' Tunduknya anak cucu itu kepada Dinasti Zhou menunjukkan bahwa Firman Tian Yang Maha Esa tidaklah dikaruniakan selamanya. Segenap pembesar Dinasti Yin segeralah menyadari, lalu membantu menyelenggarakan upacara di ibukota Negeri Zhou. Kong Zi bersabda, 'Yang berperi Cinta Kasih, tidak dapat ditukar dengan jumlah!' Maka bila pemimpin-pemimpin negara itu benar-benar menyukai Cinta Kasih, niscaya tiada musuhnya di dunia ini."

    "Kini yang ingin tiada musuhnya di dunia ternyata tidak memegang Cinta Kasih, ini sama halnya hendak memegang benda panas, tetapi tidak mau mencelupkan ke dalam air lebih dahulu. Di dalam Shi Jing tertulis, 'Siapakah dapat memegang benda panas tanpa mencelupkannya lebih dahulu?'"

  8. Meng Zi berkata, "Dapatkah seorang yang tidak berperi Cinta Kasih itu diajak bicara? Yang berbahaya dianggap membawa selamat, yang mencelakakan dianggap menguntungkan dan senang dalam hal-hal yang dapat membawa kemusnahan. Kalau seseorang yang tidak berperi Cinta Kasih dapat diajak bicara, bagaimanakah bisa ada negeri yang musnah dan keluarga yang berantakan?"

    "Ada sebuah nyanyian anak-anak yang berbunyi, 'Sungai Cang Lang di kala jernih, boleh untuk mencuci tali topiku, Sungai Cang Lang di kala keruh, boleh untuk mencuci kakiku.'"

    "Kong Zi bersabda, 'Murid-muridku, dengarlah! Di kala jernih untuk mencuci tali topi, di kala keruh untuk mencuci kaki. Perbedaan ini, air itu sendiri membuatnya.'"

    "Maka orang tentu sudah menghinakan dirinya sendiri, baharu orang lain menghinakannya. Suatu keluarga niscaya telah dirusak sendiri, baharu kemudian orang lain merusakkannya. Suatu negara niscaya telah diserang sendiri, baharu kemudian orang lain menyerangnya."

    "Di dalam Tai Jia tertulis, 'Bahaya yang datang oleh ujian Tian Yang Maha Esa dapat dihindari, tetapi bahaya yang dibuat sendiri tidak dapat dihindari.' Ini kiranya memaksudkan hal itu."

  9. Meng Zi berkata, "Jie dan Zhou itu kalau sampai kehilangan dunia, ialah karena sudah kehilangan rakyat. Kehilangan rakyat itu ialah karena sudah kehilangan hatinya. Untuk mendapatkan dunia itu ada Jalan Sucinya. Bila mendapatkan rakyat, niscaya mendapatkan dunia. Untuk mendapatkan rakyat itu ada Jalan Sucinya. Bila mendapat hatinya niscaya mendapatkan rakyat. Untuk mendapatkan hatinya itu ada Jalan Sucinya. Yang diinginkan rakyat selenggarakanlah, yang dibenci jangan diberikan."

    "Tunduknya rakyat kepada yang berperi Cinta Kasih ialah laksana air mengalir ke bawah atau hewan yang lari masuk ke hutan belantara."

    "Maka berang-berang itu bahkan menggiring ikan ke tempat yang dalam dan elang itu menggiring burung-burung ke dalam hutan lebat. Yang menghalau rakyat lari kepada Cheng Tang dan Raja Wu itu ialah Raja Jie dan Zhou sendiri."

    "Kini kalau di antara pemimpin itu ada yang suka akan Cinta Kasih, maka para raja muda itu sendiri akan menghalau rakyat lari untuk kepadanya. Biarpun dia tidak ingin menjadi raja besar, namun tidak dapat terjadi lain."

    "Kini yang ingin menjadi raja besar itu, seumpama orang yang sudah sakit tujuh tahun lamanya dan membutuhkan rumput Ai yang sudah disimpan tiga tahun sebagai obat. Kalau orang itu tidak segera menyimpan rumput itu, sepanjang hidupnya takkan mendapatkannya. Maka kalau tidak segera memupuk semangat berperi Cinta Kasih, sepanjang hidupnya akan dirundung sesal dan kehinaan sehingga akhirnya terjerumus ke jurang kemusnahan."

    "Di dalam Shi Jing tertulis, 'Betapa dapat menolong, kalau hanya saling tarik ke arah tenggelam?' Demikianlah yang dimaksudkan."

  10. Meng Zi berkata, "Yang merusak diri sendiri tidak dapat diajak bicara baik. Yang membuang diri sendiri tidak dapat diajak berbuat baik. Yang perkataannya tidak di dalam Kesusilaan dan Kebenaran, ia dinamai merusak diri sendiri. Yang berpendapat, 'Aku tidak dapat mendiami Cinta Kasih dan mengikuti Kebenaran.' dinamai membuang diri sendiri."

    "Cinta Kasih itulah Rumah Sentosa dan Kebenaran itulah Jalan Lurus."

    "Kalau orang membiarkan Rumah Sentosa itu kosong dan tidak mau mendiaminya, menyingkiri Jalan Lurus itu dan tidak mau melewatinya; ini sungguh menyedihkan!"

  11. Meng Zi berkata, "Jalan Suci itu di dalam kamu, mengapakah mencari ke tempat jauh? Untuk melakukan itu mudah, mengapakah mencari yang sukar?"

    "Bila tiap-tiap orang dapat mencintai orang tuanya, menghormati yang lebih tua; niscaya dunia akan damai."

  12. Meng Zi berkata, "Bila pihak bawah tidak mendapat kepercayaan dari pihak atas, maka simpati rakyatpun tidak akan didapat dan pemerintah takkan berjalan lancar. Untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak atas ada jalannya; bila tidak mendapatkan kepercayaan dari teman-teman, niscaya tidak akan mendapat kepercayaan dari pihak atas; untuk mendapatkan kepercayaan dari teman-teman ada jalannya; bila tidak dapat menggembirakan orang tua, niscaya tidak akan mendapat kepercayaan dari teman-teman; untuk dapat menggembirakan orang tua ada jalannya; bila tidak dapat memenuhi diri dengan Iman, niscaya tidak dapat menggembirakan orang tua; untuk dapat memenuhi diri dengan Iman ada jalannya; bila tidak dapat benar-benar sadar tentang apa yang baik, niscaya tidak dapat memenuhi diri dengan Iman."

    "Maka Iman itulah Jalan Suci Tian Yang Maha Esa dan berusaha beroleh Iman itulah Jalan Suci Manusia."

    "Yang mencapai puncak Iman tetapi tidak dapat menggerakkan hati, itu belum pernah ada. Bila tiada Iman, takkan pula dapat menggerakkan hati."

  13. Meng Zi berkata, "Bo Yi menyingkiri Raja Zhou lalu berdiam di pantai laut utara. Ketika mendengar Raja Wen memerintah sebagai raja muda hatinya tergerak dan berkata, 'Mengapa tidak datang kepadanya? Kudengar pangeran barat itu baik-baik memelihara orang tua.' Tai Gong menyingkiri Raja Zhou lalu berdiam di pantai laut timur. Ketika mendengar Raja Wen memerintah, hatinya tergerak dan berkata, 'Mengapa tidak datang kepadanya? Kudengar pangeran itu baik-baik memelihara orang tua.'"

    "Kedua orang tua itu ialah orang tua agung seluruh dunia. Bila mereka sudah mau datang tunduk, maka segenap ayah rakyat sedunia datang tunduk pula."

    "Kalau ada raja muda yang mau menjalankan pemerintahan Raja Wen dalam jangka waktu tujuh tahun niscaya dapat memerintah dunia."

  14. Meng Zi berkata, "Ran Qiu sebagai menteri Keluarga Ji ternyata tidak dapat memperbaiki mereka berlaku Bajik, bahkan membantu memungut padi rakyat untuk melipat gandakan kekayaannya. Kong Zi bersabda, 'Qiu bukan lagi Muridku. Murid-murid, kamu boleh memukul tambur menyerangnya.'"

    "Di sini jelas sudah bahwa seorang yang membantu memupuk kekayaan seorang pemimpin yang tidak berperi Cinta Kasih, ditolak oleh Kong Zi; apalagi orang yang menganjurkan berperang. Pangeran yang memperebutkan tanah, orang yang terbunuh dan peperangan yang memperebutkan kota, jalan-jalan di kota itu akan penuh dengan orang-orang yang terbunuh pula. Inilah yang dinamai untuk mendapatkan tanah jajahan dengan memakan daging manusia. Kejahatannya tidak cukup hanya dihukum mati."

    "Maka yang suka melakukan perang itu harus mendapat hukuman terberat. Yang menganjur-anjurkan para raja muda untuk berkomplot itu boleh menerima hukuman kurang sedikit. Sedang yang suka memaksa rakyat menebang hutan untuk mendapatkan tanah itu hukumannya boleh diperingan."

  15. Meng Zi berkata, "Di antara alat tubuh manusia yang harus dijaga, tiada yang lebih baik dari orang-orangan mata. Anggota tubuh ini tidak dapat menutupi kejahatan. Bila seseorang itu hatinya lurus, orang-orangan mata itu akan bersinar-sinar. Sebaliknya bila seseorang itu hatinya tidak lurus, orang-orangan mata akan pudar."

    "Maka dengarlah kata-katanya dan lihatlah orang-orangan matanya. Bagaimanakah orang dapat merahasiakan isi hatinya?"

  16. Meng Zi berkata, "Yang berlaku hormat itu tidak mau menghina orang. Yang berlaku hemat itu tidak mau merampas milik orang. Raja yang menghina dan merampas milik orang karena khawatir tidak diturut perintahnya, bagaimanakah dapat dikatakan hormat dan hemat?"

    "Hormat dan Hemat itu masakan boleh diwujudkan hanya dengan suara, tertawa, dan marah saja!"

  17. Chun Yu Kun bertanya, "Benarkah ada adat bahwa antara pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan dalam menerima dan memberi?" Meng Zi berkata, "Itu memang diadatkan." "Kalau seorang ipar perempuan jatuh tenggelam, bolehkah ditolong dengan tangan?" "Kalau tidak mau menolong ipar perempuannya yang jatuh tenggelam, dia seekor serigala. Antara pria dan wanita tidak boleh saling bersentuhan dalam menerima dan memberi itu memang adat. Tetapi menolong seorang ipar perempuan yang jatuh tenggelam itu karena keperluan yang sangat."

    "Kini dunia sedang tenggelam, mengapakah guru tidak menolongnya?"

    "Dunia yang tenggelam harus ditolong dengan Jalan Suci, tetapi seorang ipar perempuan yang tenggelam boleh ditolong dengan tangan. Adakah kamu menginginkan dunia ini kutolong dengan tangan?"

  18. Gong Sun Chou bertanya, "Mengapakah seorang Jun Zi tidak mengajar anaknya sendiri?"

    Meng Zi menjawab, "Keadaanlah yang merintanginya. Orang tentu ingin mengajarkan yang benar, namun bila hal yang benar itu tidak dijalankan tentu akan membangkitkan marah. Kalau pengajaran itu membangkitkan marah, maka akibatnya ialah sebaliknya. Anak akan berpikir, 'Guru itu seharusnya mengajarkan hal yang benar. Mengapakah guru bahkan menyeleweng dari hal yang benar?' Ini akan menyebabkan antara ayah dan anak saling bertentangan. Kalau ayah dan anak saling bertentangan, itu tidak baik."

    "Demikianlah maka zaman dahulu orang saling bertukar anak untuk dididik."

    "Antara ayah dan anak sesungguhnya tidak boleh saling memaksa untuk berbuat baik. Saling memaksa berbuat baik ini akan membawa kepada perpecahan. Perpecahan yang tidak membawa berkah ini adalah pantangan terbesar."

  19. Meng Zi berkata, "Mengabdi kepada siapakah yang terbesar? Mengabdi kepada orang tua itulah yang terbesar. Menjaga apakah yang terbesar? Menjaga diri itulah yang terbesar. Orang yang tidak kehilangan dirinya dan dapat mengabdi kepada orang tuanya, aku pernah mendengar. Tetapi orang yang kehilangan dirinya dapat mengabdi kepada orang tuanya, aku belum pernah mendengar."

    "Siapakah yang tidak melakukan pengabdian? Mengabdi kepada orang tua itulah pokok pengabdian! Siapakah yang tidak melakukan penjagaan? Menjaga diri itulah pokok penjagaan!"

    "Zeng Zi ketika merawat Zeng Xi selalu menyediakan arak dan daging. Setelah selesai makan selalu pula bertanya untuk apa kelebihannya. Kalau ditanya masih adakah kelebihannya tentu dijawab, 'Ada'. Setelah Zeng Xi wafat. Zeng Yuan lah kini merawat Zeng Zi. Selalu juga disediakan arak dan daging. Setelah selesai makan, tidak pernah bertanya untuk apakah kelebihannya. Kalau ditanya masih adakah kelebihannya. Tentu dijawab, 'Sudah habis!', agar nanti dapat disuguhkan lagi. Inilah yang dinamai sekadar merawat mulut dan tubuh. Hanya yang seperti Zeng Zi dapat dinamai merawat kemauannya."

    "Kalau mengabdi kepada orang tua, hendaklah seperti Zeng Zi."

  20. Meng Zi berkata, "Orang tidak cukup hanya pandai menolak. Dan kepada pemerintah tidak cukup hanya pandai mengecam. Hanya orang yang benar-benar besar dapat memperbaiki hati pemimpin yang sesat. Bila pemimpin berperi Cinta Kasih, niscaya tiada yang tidak berperi Cinta Kasih. Bila pemimpin menjunjung Kebenaran, niscaya tiada yang tidak berlaku Benar. Bila pimpinan berjiwa lurus, niscaya tiada yang tidak lurus. Dengan seorang pimpinan yang berjiwa lurus, seluruh negeri niscaya teratur beres."

  21. Meng Zi berkata, "Ada pujian yang datang tanpa diharapkan, ada pula celaan yang datang biarpun sudah berusaha sebaik-baiknya."

  22. Meng Zi berkata, "Orang yang dengan mudah menghamburkan kata-kata itu ialah karena belum pernah mendapat dampratan."

  23. Meng Zi berkata, "Cacatnya orang itu ialah hanya ingin menggurui orang."

  24. Yue Zheng Zi ikut Zi Ao datang ke Negeri Qi.

    Yue Zheng Zi menjumpai Meng Zi. Meng Zi berkata, "Akhirnya engkau menjumpai aku juga." "Mengapakah guru berkata demikian?" "Berapa harikah engkau sudah datang?" "Kemarin dulu." "Kemarin dulu? Itulah sebabnya aku berkata begitu. Apakah itu tidak berlasan?" "Murid belum mendapat penginapan yang tetap." "Pernahkah engkau mendengar, berusaha mendapatkan penginapan yang tetap lebih dahulu baharu kemudian menjumpai orang tua?"

    "Murid telah berbuat salah."

  25. Meng Zi berkata kepada Yue Zheng Zi, "Ikutmu kepada Zi Ao datang kemarin ini terang hanya untuk sekadar mendapat makan dan minum saja. Tidak terpikir olehku bagaimana kamu yang sudah mendapat ajaran kuno tentang Jalan Suci masih mau berbuat hanya untuk sekadar mendapat makan dan minum!"

  26. Meng Zi berkata, "Tidak berbakti itu ada tiga macam, tidak mempunyai pelanjut hari kemudian itulah yang terbesar!"

    "Maka, kalau Shun sampai menikah tanpa memberi tahukan orang tuanya, itulah karena takut tidak mempunyai pelanjut hari kemudian. Seorang Jun Zi menganggapnya sudah memberi laporan pula."

  27. Meng Zi berkata, "Hakikat Cinta Kasih itu ialah dapat mengabdi kepada orang tua. Hakikat Kebenaran itu ialah dapat menurut kepada kakak."

    "Hakikat Kebijaksanaan itu ialah tahu akan dua perkara itu, dan tidak melupakannya. Hakikat Kesusilaan itu ialah dapat melakukan dua macam perkara itu. Dan hakikat musik itu ialah dapat merasakan kesenangan dalam dua perkara itu. Kalau kesenangan itu sudah tumbuh, pertumbuhannya akan terjadi tanpa suatu paksaan. Bila sudah tanpa suatu paksaan, maka dengan tanpa dipikirkan sang kaki dapat melangkah dan sang tangan dapat menari dengan baiknya."

  28. Meng Zi berkata, "Kalau seluruh dunia dengan sangat gembira mau tunduk kepada seseorang dan orang itu memandang kesukaan dunia hanya sebagai seikat rumput, hanya Shun lah orangnya. Shun merasa, bila belum dapat memperoleh hati orang tuanya, ia belum dapat merasa sebagai orang. Bila belum dapat bersesuaian dengan orang tuanya, belum dapat merasa sebagai anak."

    "Oleh pengabdian Shun kepada orang tua yang sungguh-sungguh berdasar Jalan Suci, maka Gu Sou ayahnya akhirnya senang di dalam Kebaikan. Dengan Gu Sou dapat senang di dalam Kebaikan, maka seluruh duniapun ikut berubah. Setelah Gu Sou dapat senang di dalam Kebaikan, semua orang tua dan anak di dunia mengerti akan kedudukan masing-masing. Demikianlah laku Baktinya yang besar."