Shi Jing VII
Sanjak dari Negeri Zheng
Catatan:
Raja Zhou Xuan Wang (826 – 781 s.M.) mengaruniai saudaranya yang bernama Bo You wilayah Zheng dan kemudian mendapat gelar Zheng Huang Gong (806 – 771 s.M.). Ia terbunuh pada tahun 771 s.M ketika membela raja Zhou You Wang (781 – 771 s.M.) yang ibukotanya dihancurkan oleh orang-orang Quang Rong. Zhou You Wang pun terbunuh. Putranya yang bernama Jue Tu setelah menggantikan kedudukan ayahnya berhasil mengusir orang-orang Quan Rong dan mendapat gelar Zheng Wu Gong (770 – 744 s.M). Sanjak di atas mengungkapkan pujian rakyat negeri Zheng untuk pangeran Zheng Wu Gong.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang perempuan yang memohon kekasihnya membiarkan dia sendiri dan tidak menimbulkan kecurigaan orang tua maupun yang lainnya. Berkait dengan sejarahnya dikatakan, pada tahun 742 s.M kedudukan pangeran Zheng Wu Gong digantikan putra sulungnya yang bernama Wu Sheng dan kemudian bergelar Zheng Zhuang Gong. Putra ini tidak disukai ibunya yang menyayangi adiknya yang bernama Duan. Kisah ini berakhir tragis karena adik itu memberontak dan ditumpas.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan Shu Duan adik pangeran Zheng Zhuang Gong, perilakunya sewenang-wenang dan menjemukan rakyat. Ia sangat dikasihi ibunya maka oleh kakaknya diberi kekuasaan menjadi pembesar di kota Jing. Ternyata ia bermaksud memberontak – untuk memperkuat negerinya – ia memperbanyak senjata dan melatih rakyat menggunakannya.
Catatan:
Sanjak ini juga menceritakan tentang pangeran Shu Duan adik pangeran Zheng Zhuang Gong, yang menggambarkan kepiawaian dan ketangkasannya dalam berburu.
Catatan:
Sanjak ini merupakan sindiran terhadap Pangeran Zheng Wen Gong (672 – 627 s.M.) yang sia-sia menggerakkan bala tentara Qing ke medan perang. Ini terjadi pada zaman Lu Min Gong (659 s.M.) ketika terjadi serbuan orang-orang Di ke negeri Wei.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan kegagahan beberapa perwira negeri zheng. Ada tiga sanjak yang berjudul sama, Gao Qiu yakni I.X.VII dan I.XIII.I
Catatan:
Sanjak ini bersifat menceritakan suatu harapan agar persahabatan lama tidak menjadi patah karena suatu peristiwa saja. Ada yang menafsirkan ini adalah gambaran rakyat negeri Zheng yang berharap Pangeran Zheng Zhuang Gong tidak memutuskan hubungan dengan orang-orang baik yang meninggalkannya kerena tidak puas terhadap kebijaksanaannya.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan kegembiraan keluarga, seorang istri mendorong suaminya di dalam menunaikan tugas maupun mengokohkan persahabatan.
Catatan:
Sanjak ini berisi pujian bagi beberapa perempuan. Ada yang memperkirakan sanjak ini ditujukan untuk putra tertua pangeran Zheng Zhuang Gong yang bernama Hu yang dua kali menolak pernikahan yang ditawarkan oleh pangeran Qi Hou dan akhirnya menikah dengan putri dari negeri yang lebih kecil wilayah dan kekuatannya. Semua penasihatnya mengharapkan ia menerima tawaran pangeran Qi Hou untuk mendukung kedudukannya nanti sebagai pangeran negeri Zheng. Pada tahun 700 s.M, ia menjadi pangeran negeri Zheng dengan gelar Zheng Zhao Gong, tapi digulingkan oleh saudaranya. Pada tahun 696 s.M kembali menduduki tahta dan terbunuh tahun 694 s.M
Catatan:
Sanjak ini sindiran seorang perempuan mengejek kekasihnya. Dikatakan sanjak ini ditujukan kepada pangeran Hu yang menolak gadis bijaksana yang ditawarkan bahkan mengambil istri yang tidak mampu membantu. Tentang Zi Du lihat Mengzi VI a.7.7. seorang pangeran yang tampan dari negeri Song. Yang dimaksud orang bodoh dan anak licik adalah pangeran Hu.
Catatan:
Sanjak ini mengungkapkan harapan perwira muda negeri Zheng menyertai perwira seniornya menghadapi kondisi Negara yang memprihatinkan.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan penyesalan terhadap pangeran Zi Hu (Lihat Kitab Chun Qiu Jing – Lu Huan Gong tahun ke XV) yang hanya berbuat menurut pendapat sendiri, tidak mau melakukan konsultasi dengan anak buahnya. Ada juga yang menafsirkan sanjak ini menggambarkan setelah musim panen seorang penyanyi putri mengajak kawan-kawannya menyanyi dan menari bersama.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang perempuan yang ragu terhadap kekasihnya. Juga ditafsirkan ungkapan hati rakyat negeri Zheng yang menentukan pilihannya kepada pangeran Hu atau pangeran Tu. Pada tahun 700 s.M. Pangeran Hu menjadi pangeran Zheng Bo. Pada tahun itu pula ia digulingkan oleh adiknya yang bernama Tu. Pada tahun 696 s.M Tu dikalahkan dan melarikan diri, maka Hu kembali berkuasa. Tetapi sebelum akhir tahun itu Tu diberi kekuasaan kembali di sebuah kota yang kokoh di Zheng yang dikuasainya sampai Hu terbunuh pada tahun 694 s.M.; maka Hu diumpakan sebagai anak bodoh.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang perempuan menyesali telah kehilangan kesempatan dan berharap beroleh kesempatan kembali. Ada yang menafsirkan sanjak tersebut melukiskan kewibawaan negeri Zheng yang telah hilang.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang perempuan yang memikirkan kediaman kekasihnya di tempat yang dekat dan mengeluhkan ketidak hadirannya. Rumah orang yang dirindukan itu dekat tetapi ia berada di tempat yang sangat jauh karena bertugas. Yang dimaksudkan gerbang timur ialah gerbang utama negeri Zheng.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang istri yang menjadi berbesar hati oleh kedatangan suaminya. Di dalam sanjak ini suami disebut sebagai Junzi sang susilawan.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang perempuan yang meratapi kekasihnya yang acuh tak acuh dan tidak datang kepadanya. Dikatakan sanjak itu menunjuk kepada para siswa yang melalaikan belajarnya karena kondisi negeri Zheng yang runtuh.
Catatan:
Sanjak ini kiasan sekelompok orang yang sudah bersepakat menyanggah orang-orang yang meragukan. Ada yang mengatakan sanjak ini mengkritik kelemahan pangeran Hu Bo (Zi Hu) bersama para pengikutnya yang tidak dapat dipercaya
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang suami yang memuji istri sendiri yang sederhana bertolak belakang dengan perempuan-perempuan yang hanya memamerkan kecantikan.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan seorang yang bertemu dengan orang bijak yang berkenan kepadanya. Menurut Han Ying, sanjak ini dilantunkan Nabi saat bertemu dengan orang bijak yang berkenan kepadanya.
Catatan:
Sanjak ini menceritakan suasana acara pesta di negeri Zheng. Nampak di situ dominasi sistem patriarkat masih longgar.